close

Mengikat Janji – Pantun Berkasih-Kasihan Melayu Klasik

Pantun Berkasih-kasihan – Khazanah Pantun Melayu Klasik

Asam kandis asam gelugur,
ketida dgn asam rumbia;
Duduk menangis di pintu kubur,
cinta tak habis dlm dunia.

Anak cinta beli penganan,
batang kelapa buah padinya;
Jika adinda jadi jurangan,
saya menjadi kelasinya.

Anak raja pergi ke Serang,
ambil tangga di batang temu;
Ingatan pada tuan seorang,
belum pula dapat bertemu.

Ambilah rebab dr kota,
hutan Bayang rimbanya sakti;
Sebab adinda yg saya cinta,
alasannya adalah sujud dlm hati.

Anak Serang pergi ke Banda,
ambil pandan cari yg kering;
Dinda seorang jadi penggoda,
sampailah badan kurus kering.

Ambil selasih di puan usang,
hitung lidi di tengah jalan;
Adinda kasih saya terima,
utang kecerdikan berbulan-bulan.

Ambil mengkudu di pohon kapas,
beli kapas berat sekati;
Hati rindu belumlah lepas,
akan terbawa sampai ke mati.

Anak gurda terbang sekawan,
halia terletak di atas papan;
Hilang jiwa beta syukurkan,
setia nan tak beta ubahkan.

Anak lintah banyak bersua,
lintah melilit batang padi;
Peluk cium kita berdua,
tandanya cinta dlm hati.

Api-api pagar disusun,
anak Keling bergalang beling;
Bukan mati alasannya adalah diracun,
mati dijeling sudut mata.

Ambil akarnya ikatkan peti,
minyak sebalang dlm puan;
Dimana boleh ditukar ganti,
jiwaku hilang terkena tuan.

Ambil tali panjang sedepa,
makan manggis dgn bijinya;
samapi mati tidaklah lupa,
karena elok hati budinya.

Anak keling mencuci kain,
kain dijemur di kayu duri;
Jika adinda mencari lain,
pasti saya membunuh diri.

Ambil sumpit terehkan pisau,
talang kuning patahkan jua;
Tujuh bukit sembilan pulau,
lenggang si kuning tampak jua.

Baca Juga:  Kata Bijak Tere Liye Di Novel Rindu

Anak gadis membanting kain,
kain pelekat dlm peti;
Niat tak pada yg lain,
tuan terikat dlm hati.

Adas elok jintan di Jawan,
rempahan burung anak merpati;
Hitam elok timbangan nyawa,
tuan terikat dlm hati.

Anak kambing di atas watu,
lintah-lintah dlm cunia;
Hancur daging menjadi satu,
tanda cinta dlm dunia.