√ Pengertian Hadits: Sejarah, Kedudukan, dan Struktur

Rizalhadizan.com, Pengertian hadits dengan-cara bahasa yaitu khabar yg artinya isu atau sesuatu yg gres, alhuduts munculnya sesuatu setelah sebelumnya ada, ahdatsa yg artinya membuat. Kata hadits jika diartikan dengan-cara ungkapan yaitu sesuatu yg dinisbatkan pada Nabi Muhammad SAW, baik berbentukucapan, tindakan atau ketetapan. Hadits pula merupakan sumber aturan ke dua sesudah Al-Quran.

Hadits pula memiliki arti lain dengan-cara bahasaa di antaranya, al-Jiddah yg artinya gres, konteks arti gres di sini adalah segala kalam selain kalam Allah yaitu arti dr hasdits. Kata selanjutnya ialah At-thari yg artinya lunak, lembut & gres, maksudnya yaitu seperti yg dibilang oleh Ibnu Faris bahwa hadits dr kata ini karena isu atau kalam itu datang dengan-cara silih berganti, bagai pertumbuhan usia yg selalu berganti dr masa ke masa.

Sedangkan hadits berdasarkan arti istilah yaitu andal ushul memberi pengertian hadits dgn “hadits yaitu segala sesuatu yg dikeluarkan dr nabi SAW selain Al-Quran Al karim, baik berbentukperkataan, perbuatan, maupun taqrir nabi yg bersangkut paut dgn syara’. Sedangkan menurut perumpamaan fuqoha hadits mempunyai arti segala sesuatu yg ditetapkan nabi yg tak bersangkut paut dgn masalah fardhu atau wajib.

Ulama’ Hadits pula beropini tentang pemahaman hadits dengan-cara ungkapan yakni segala sesuatu yg diberitakan dr Nabi SAW baik berbentukperkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi. Menurut jumhur Muhadditsin yg dituliskan oleh Fathur Rahman ialah sebagai berikut:

“segala sesuatu yg disandarkan pada Nabi SAW baik berupa perkataan, tindakan, pernyataan, & sebagainya.” Mengenai pemahaman hadits baik dengan-cara bahasa maupun istilah, pada intinya yakni sesuatu hal yg baru yg berbentukkalam, tetapi selain dr kalam Allah, yakni Al-Quran.

Serta hadits yaitu sesuatu yg berasal dr Nabi Muhammad baik itu perkatan, tindakan, maupun ketetapan Nabi sewaktu belaiu masih hidup. Dengan demikian, hadits tak bisa berasal dr Al-Qur’an, tetapi selalu menjadi pendukung Al-Alquran, alasannya hadits selaku penjelas dr ayat-ayat Al-Alquran yg terlalu universal atau lazim.

Kedudukan Hadits di Dalam Agama Islam

Hadits merupakan suatu kata, perbuatan & ketetapan Nabi SAW yg dijadikan pedoman manusia sehabis Al-Alquran. Hadits tak akan dipakai, bila Al-Quran telah bisa mewakili suatu permasalahan.

Baca Juga:  Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur’an, Serta Pengertiannya

Namun hal ini berlaku sebaliknya, seandainya suatu dilema itu belum dituntaskan hanya dgn membuka Al-Alquran karena di dalamnya menerangkan sesuatu yg global saja, maka hadits mampu membantu menjelaskan ayat Al-Alquran tadi, atau pula seandainya hadits belum mampu, maka ijma’ & Qiyas boleh digunakan.

Baca dan Pelajari Juga:

Pengertian Hadits: Sejarah, Kedudukan, dan Struktur

Orang yang Meriwayatkan Hadits Disebut Rawi

9 Dosa Besar dalam Hadits Nabi SAW, Beserta Penjelasannya

Sejarah Penghimpunan Hadits

Hadits pada zaman Rasulullah SAW masih hidup, belum dapat dibukukan. Karena pada waktu itu Rasul masih hidup, perjalanan panjang ihwal teladan insan sejatih masih belum usai, & permasalahan yg ada masih dapat diselesaikan denngan cara bertemu langsung pada Nabi Muhammad.

Waktu pun berjalan, kekasih Allah SWT telah menghadap kepadanya, tiada lagi panutan yg mampu dimintai keterangan. Meskipun begitu, tokoh-tokoh Islam tidak ingin menyerah melaksanakan syari’at sesuai tuntunan beliau. Para tokoh pun mulai memiliki gagasan untuk menghimpun & membukukan apa yg telah dibilang, dikerjakan & menjadi ketetapannya (Nabi Muhammad).

Pada waktu itu sudah melalui masa sobat. Ke empat sobat Nabi pula telah beranjak pulang ke hadirat Allah SWT. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz lah, inisiatif ini muncul. Ada angin segar timbul di kepala para tokoh-tokoh kuat Islam. Yaitu pada tahun 99 Hijriyah. Ide ini di antaranya ingin mengumpulkan & melestarikan hadits.

Maka pada tahun 100 Hijriyah, Khalifah Umar Bin Abdul Aziz segera memerintahkan pada gubernur Madinah, pada waktu itu Abu Bakar bin Muhammad bin Amer bin Hazm agar supaya membukukan hadits-hadits Nabi yg sudah dihapal oleh orang-orang tertentu.

Komponen utama yg membentuk hadits yakni, Sanad, Matan & Perawi Hadits. Bisa diterangkan dlm Struktur pembentuk hadits.

Baca Juga:  Hadits Rasulullah Saw Yang Diriwayatkan Imam Bukhari​

Struktur Pembentuk Hadits

A. Sanad

Sanad ialah susunan orang-orang yg meriwayatkan hadits & belum hingga tingkat pembukuan. Mereka dikumpulkan alasannya hafal & mengingat hadits Nabi, supaya mampu dibuktikan kebenarannya sesuai dgn banyaknya periwayat atau rantai perawi hadits. Sanad lazimnya terletak sebelum matan & pula prawi hadits disebutkan.

B. Matan

Matan merupakan isi atau inti dr hadits itu sendiri. Matan merupakan pesan yg disampaikan Rasulullah dengan-cara eksklusif. Matan biasanya berada di tengah, antara sanad & perawi. Untuk lebih jelas lagi perihal struktur pembentukan hadits, anda dapat membaca artikel kami yg mengulas tentang pengertian sanad, matan, perawi hadits. Disitu sudah tertera lengkap & mudah diketahui.

Kalsifikasi / Tingakatan Hadits

Dalam pengklasifikasian atau pembagian hadits, hadits mampu dikategorikan dgn banyak macam penjabaran, di antaranya:

1. Klasifikasi berdasarkan ujung Sanad di bagi Menjadi 3

  • Hadits Marfu’ yaitu hadits yg sanadnya langsung pada Nabi Muhammad.
  • Hadits Mauquf yakni hadits yg sanadnya terhenti tanpa tanda-tanda baik kata-katanya, atau pun tindakan yg masih menawarkan tingkat marfu’ salah satu contohnya: Abu Bakar, Ibnu Abbas & Ibnu Al-Zubair mengatakan: “Kakek ialah diperlakukan seperti ayah” hadits ini ada di dlm kitab Al-Fara’id (warisan hukum) yg berada di dlm kitab Al-Bukhari.
  • Hadits Maqthu yakni hadits yg sanadnya melibatkan tabi’in (pengganti) atau ke bawahnya. Contoh dr hadits ini ialah, Imam Muslim meriwayatkan dlm pembukuan validitas bahwa Ibnu Sirin telah menyampaikan: “Pengetahuan ini (hadits) ialah agama, jadi hati-hati di mana Anda mengambil agamamu”.

2. Berdasarkan Keutuhan Rantai/ Sanad

Ilustrasi sanad: Pencatat hadits > Penutur 5> Penutur 4> Penutur 3 (tabi’ut tabi’in) > Penutur 2 (tabi’in) > Penutur 1 (para shahabi) > Rasulullah.

  • Musnad : Urutan hadits ini dianggap musnad, artinya diyakini rantai sanadnya tak ada yg terusik. Mereka dimungkinkan besar dapat bertemu eksklusif untuk menyampaikan hadits yg sudah mereka dengar atau hafal. Hadits ini pula disebut muttashilus sanad atau maushul.
  • Mursal : Hadits ini disebut mursal yaitu tatkala sanad 1 tak ditemukan dgn kata lain tabi’in eksklusif pada Nabi Muhammad. Makara yg menjinjing pesan dr Nabi SAW ialah sanad 2, & ini sedikit kurang meyakinkan.
  • Munqathi’ : Hadits ini terjadi tatkala salah satu sanad tak ditemukan, atau dua sanad tak urut. Maka hadits ini disebut dgn Munqathi’.
  • Mu’allaqa : Hadits ini sandnya terputus dr sanad 1 hingga sanad 5, bisa dikatakan tak ada sanad sama sekali. Karena tak ada rantai yg jelas, hadits ini disebut Mu’allaqa.
  • Mu’dlal : Hadits ini terjadi ketika sanad yg sedang terputus berurut-urut hingga dua generasi.
  • Mudallas : Hadits ini bisa disebut pula dgn hadits cacat tersembunyi. Karena hadits ini seakan tak ada cacat, namun ternyata ada cacat tetapi disembunyikan.
Baca Juga:  9 Dosa Besar dalam Hadits Nabi SAW, Beserta Penjelasannya

3. Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Penutur

Berdasarkan jumlah penuturnya, hadits bagi menjadi 2

  • Hadits Mutawatir yaitu hadits yg diriwayatkan oleh sekelompok orang yg telah setuju untuk saling percaya.
  • Hadits Ahad yaitu hadits yg diriwayatkan oleh sekelompok orang yg belum mampu meraih tingkat mutawatir.

4. Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Keshahihan

  1. Hadits Sohih : Merupakan hadits yg sanadnya bersambung, diakui tingkat keasliannya, & paling dipercaya oleh semua kalangan.
  1. Hadits Hasan : Adalah hadits yg dianggap baik. Sanad dlm hadits hasan bersambung tetapi memiliki kekurangan yaitu dr perawinya, salah satu perawi kurang hafal.
  1. Hadits Dhoif : Hadits ini masih diragukan kebenarannya. Karena sanadnya tak bersambung atau perawinya kurang kuat ingatannya.
  1. Hadits Maudhu’ : Hadits ini hadits yg dicurigai paslu atau dicurigai buatan insan biasa.
  1. Hadits Qudsi : Hadits Qudsi ialah hadits yg ucapannya melalui Nabi Muhammad tetapi berasal dr Allah eksklusif.

Deemikian penjelasan postingan mengenai hadits & segala macamnya. Semoga mampu bermanfaat bagi para pembaca. Jika anda ingin tahu lebih dlm perihal Al Alquran bisa baca postingan pemahaman Al-Quran.