close

Puisi-puisi Matahari Terbaik

Puisi Matahari – Matahari atau Surya adalah bintang yang menjadi pusat tata surya. Bentuknya hampir bulat dan terdiri dari plasma panas yang bercampur dengan medan magnet.

Matahari adalah benda angkasa terbesar di galaksi Bima Sakti yang berukuran 10 kali lebih besar dari Jupiter planet terbesar di Tata Surya.

Matahari adalah kata utama; “Motor struktural” dalam puisi ini sangat penting dalam hal melahirkan kata dan bait secara umum. Matahari adalah sesuatu yang “sempurna” dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Baca Juga:

Artinya, seluruh wilayah Republik dan alam semesta akan menerima hadiah berlimpah berupa sinar matahari; Dari pagi hingga petang, dari timur ke barat, dari permukaan bumi, dari laut, hingga ke langit.

Tidaklah mengherankan bahwa pada awalnya, pengenalan atau pengenalan subjek yang disebut matahari, kita menemukan banyak kata seperti “hatiku”, “lautan besar”, “mulut”, “pelangi” dan “cakrawala”. “.

Matahari bisa berbaring di lubuk hatinya dan terbit, dalam, agung, atau sesuatu di pagi hari. Pelayarannya menyapa dan menangkap luasnya lautan dan samudera di tanah Indonesia, memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dengan memberikan kehangatan air laut bagi seluruh makhluk yang ada di dalamnya.

Panas luar angkasa yang dipancarkan matahari dapat menjadi keindahan visual karena membentuk air di langit, pelangi.

Puisi matahari, yang dapat meningkatkan kehidupan dan keindahan, merupakan konstruksi tahap awal puisi ini.

Itu terlihat seperti lingkaran merah menyala. Bagaikan kuning telur yang lepas dalam keindahannya, aku menggenggam rasa indah itu. Kemudian daftar mereka kata demi kata.

Baca Juga:  45 Best Spiderman Homecoming Stan Lee Quote Full Of Greatest Power

Sangat berbeda dengan menulis puisi tentang ombak atau lautan. Jika saya sedang mood, saya hanya pergi ke pantai. Pada saat itu, saya bisa dengan cepat menyerap jiwa badai.

Matahari bukanlah mata hari atau mata kaki
matahari adalah mata semesta;
pusat tata surya penerang gulita
–seperti mata hati

Pukul lima petang
menyaksikan matahari yang beranjak pulang
ada rindu yang tertinggal
bertahan pada gumpalan awan hitam kenangan;
memeluk hujan

Bulat jingga matahari
setengah tenggelam di lautan
aku dalam kembara berkendara cinta
mengulum rindu di atas sajadah; bersanggama rasa

Selembut bulan
sebijak matahari
nasihat orang tua kepada anaknya
adalah cahaya; penuntun arah di belantara dunia
–selayaknya kita ikuti

Seperti matahari, pun cinta adalah cahaya;
penerang kehidupan.
tanpanya, dunia hanya berisi gelap dan hitam!

Puisi Matahari Tentang Cinta Sesaat

Seperti jingga matahari sore hari sekejap mata hadirmu memberiku keindahan
sebelum lalu pergi, tenggelam pada pelukan malam

Melati terkulai
disengat matahari
daun hijaunya mengabu berlumur debu
membisu!
tiada seorang pun memperhatikan

berharap hujan adalah satu-satunya pengharapan.

Hidup adalah peristiwa yang berulang-ulang
Seperti ombak menghantam karang
seperti matahari, terbit dan terbenam
seperti rasa lapar dan kenyang
seperti keinginan!

Melewati malam untuk dapat menyaksikan terbit matahari
Melewati kesusahan untuk dapat merengkuh kebahagiaan
Indah pada masanya


Marahku bagai matahari yang bersinar terang di siang hari!
tapi lalu aku jatuh dihantam angin keangkuhan
dan tenggelam ke dalam kolam kesedihan.

Membayangkan wajahmu
aliran darahku bak ombak bergemuruh!

Aku angin, kau matahari
aku ingin, kau tetap tak peduli!

Berkaca pada embun di kuncup bunga melati
sebelum matahari datang lalu membawanya pergi
lantas aku bertanya; “Sesejuk apa cinta ketika datang mengetuk hati?”
embun lain jatuh dari ranting pohon randu, menetes tepat mengenai ujung hidungku.

Sumber: Kompasiana Oleh SirriSaqti

Baca Juga:  Puisi Sedih : Tertawan Dalam Penyesalan Oleh: Mahrus Sholeh

Puisi Matahari oleh WS Rendra

Sajak Matahari WS Rendra

Matahari bangkit dari sanubariku.

Menyentuh permukaan samodra raya.

Mata-hari keluar dari mulutku,

menjadi pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku,

wahai kamu, wanita miskin !

kakimu terbenam di dalam lumpur.

Kamu harapkan beras seperempat gantang,

dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !

Satu juta lelaki gundul

keluar dari hutan belantara,

tubuh mereka terbalut lumpur

dan kepala mereka berkilatan

memantulkan cahaya matahari.

Mata mereka menyala

tubuh mereka menjadi bara

dan mereka membakar dunia.

Mata-hari adalah cakra jingga

yang dilepas tangan Sang Krishna.

Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,

ya, umat manusia ! 

Puisi Matahari Terbit

Mulakan pagi dengan sebahagian puisi Pak Sapardi Djoko Damono:

“aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan”

Biarkan aku dambakan cahaya bulan yang tumpah ruah di padang luas sabanamu Biarkan aku menjadi angin hangatmu yang bercampur antara bunga dan kalibarasi rasamu Biarkan aku mencari sudut matahari terbenam dan puisi jatuh cinta di bibirmu

Kamu seperti matahari yang membawa cahaya Ke dalam malamku yang dingin, gelap, dan tak bernyawa. Kamu membuat aku menyadari bahwa apa pun yang aku lakukan, Hidupku akan selalu berputar di sekitarmu.

Wahai matahari, kidung sufi pun malu bersanding denganmu, jutaan puisi pun tak sanggup mengimbangimu, duhai matahari. Matahari sisi termegah dari pagi. Iman bagian tersuci dari hati. Sdangkan hidup masa terindah dari mati

Padamu Matahari Tanpamu,aku tak mengenal puisi Apapun tentangmu Aku slalu mengenalmu Kau tetap engkau Selalu ada jejakmu dihatiku Padamu Bintang Tanpamu,aku terseok digelapnya malam Aku menatapmu bagai dewa malam Yang menenangkan jiwaku Dan hadirkan bahagiaku

hapuslah keraguanmu kesetiaan ini tak akan kulepas dalam genggaman tanganmu hingga tangan bergetar menunggu matahari senja

Menantang matahari Pagi berangkat kerja ke arah timur, pas matahari di sebelah timur

Sore pulang kerja ke arah barat, pas matahari di sebelah barat Itu sebabnya aku sll berhadapan dg mentari

Ini bukan puisi Tapi senja ini merahnya untukmu…. Lelah

Bangun pagi bikin kopi Bikin setangkup roti. Merenung seperti sufi Memancing inspirasi. Menulis puisi tentang pagi. Tentang matahari yang bersinar cerah sekali. Tentang burung yang bernyanyi. Tentang setangkai melati yang mekar di dalam hati

kerinduan pagi pada matahari, memberi jejak pada puisi yang resah senantiasa, memanjati dinding hari dalam dekapan memori, menanti takdir berikutnya bagi cinta tanpa spasi ini

Ketika matahari di ujung baskara, Atma mengharap, netra menguncup. Tangan mengadah ke angkasa, Aku kalah, aku lemah, sebab aku tak akan cukup.

puisi matahari 4 bait,
puisi matahari untuk anak sd,
puisi matahari bersinar,
puisi matahari biru,
puisi tentang energi matahari,
puisi matahari bermajas,
puisi matahari pagi