Pengertian Takdir Muallaq, Mubram, dan Contohnya

Pengertian Takdir Muallaq, Takdir Mubram & Contohnya –  Sebagai seorang muslim kita mesti percaya pada ketetapan-ketetapan Allah. Di dlm Islam ada rukun-rukun yg harus dipercayai, rukun Islam ada enam. Percaya terhadap qadha’ & qadar ini terdapat pada rukun Iman yg ke enam. Beriman pada qadha & qadar bermakna meyakini semua yg terjadi di paras bumi ini sudah menjadi ketetapan & tuntuk pada hukum yg diputuskan oleh Allah SWT.

Allah swt. berfirman dlm Surah Al-Qamar ayat 49 & Surah Al-Mu’min ayat 60 selaku berikut:

Sungguh, Kami membuat segala sesuatu berdasarkan ukuran.

Maksudnya adalah setiap apa yg diciptakan oleh Allah pasti memiliki manfaat, walaupun sekecil apapun benda itu. Sehingga bisa dikatakan bahwa Allah ialah pengatur semuanya, baik yg ada di bumi & di langit ataupun semua alam semesta. Oleh sebab itu, kita sebagai insan mesti menerima segala macam yg bekerjasama dgn takdir mubram. Seperti tatkala Allah telah mendelegasikan malaikat maut untuk menjemput salah satu keluarga kita, maka kita mesti betul-betul merelakannya. Karena kematian adalah takdir yg sudah ditetapkan sejak di Lauh Mahfudz.

Baca Juga: Pengertian Fiqih dlm Islam

Atau dgn teladan lain, orang yg menikah dgn seseorang, kemudian seusai menikah merasakan ketidak puasaan, alasannya pada kesannya tahu suaminya suka memelihara hewan-hewan reptil, sedang si Istri tak suka. Maka tak boleh mudah untuk menetapkan cerai. Karena jodoh itu sudah menjadi ketetapan yg mubram.

Penjabaran mengenai pengertian, contoh-contoh takdir, & penunjang dgn dalil, serta faedah beriman pada qadhadan qadarini bisa diperinci selaku berikut:

Pengertian Takdir Mubram

Takdir mubram ialah suatu takdir yg telah ditetapkan & sudah dituliskan di Lauh Mahfuz. Di dlm takdir mubram sudah ditetapkan & tak dapat dirubah, baik itu terjadi penghematan penambahan. Contoh takdir mubram adalah panjangnya umur, kematian, waktu hari kiamat, & lain sebagainya yg sudah ditetapkan. Sehingga definisi takdir mubram ialah suatu takdir yg tak mungkin bisa dirubah lagi. Namun bagaimana dgn sebuah hadist yg menyatakan bahwa bersilaturrahmi mampu memperpanjang umur?

Ibn Hajar al-Asqalani dlm kitabnya Fath al-Bari, kemudian dlm pembahasan kitab al-Adab, pada bab Man Busithalahufiiar-Rizqi Li Shilatar-Rahim, disebutkan bahwa:

Penggalan ini berbentukhadits,

Barang siapa yg ingin dilapangkan rizkinya & pula diperpanjang/ditambah umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali shilaturrahim

Tapi hadist ini berlawanan dgn perkataan Ibnat-Tin yg menyatakan, dengan-cara lahir hadist ini tak sesuai dgn ayat Al-Quran Surat al-A’raaf:34 yg berbunyi,

jikalau maut mereka telah datang, maka mereka tak akan mampu menangguhkannyaataupun mempercepatnya sasaatpun.

Mengatasi perbedaan usulan mengenai umur yg tergolong takdir mubram ternyata masih ada perdebatan alasannya ada hadits tersebut, tetapi sebagai Islam yg santun & dapat menengai dilema ini di ambillah jalan tengah bahwa ada penafsiran lain untuk hadist yg menyatakan silaturrahim dapat memperpanjang umur.

Penambahan umur dlm hadist tersebut dapat dibilang selaku kinayah, atau ada makna lain yg mengungkapkan bahwa orang yg melakukan silaturrahim memperoleh hidayah sehingga ia selalu tersadar dr tindakan yg tak diridhainya (taufiq), & sepanjang hidupnya dapat terhindar dr hal-hal yg tak berkhasiat di dunia, untuk bekal nanti di akhirat.

Kemudian sebab orang tersebut dapat melaksanakan kewajibannya di dunia dgn baik & diandalkan banyak orang bahwa ia adalah orang baik, tatkala dirinya telah meninggal pun akan tetap diingat. Inilah kenapa umur tetap dikategorikan selaku takdir mubram tetapi memiliki arti lain untuk kalangan orang-orang yg bahagia menyambung persaudaraan.

Contoh lain dr takdir mubram ini ialah jodoh. Jodoh, kadang kala seseorang telah berupaya mencari pasangannya sampai ke mancanegara pun ia tak menjumpainya. Karena jodoh menjadi salah satu takdir mubram, yg mana ia sudah diputuskan di Lauh Mahfuz. Tidak usah ditunggu atau dicari, berupaya & berdoa sudah cukup untuk mampu berjumpa dgn jodoh kita, sebelum itu perbaiki dahulu adab kita.

Pengertian Takdir Muallaq

Takdir muallaq ialah takdir yg sudah tertulis tetapi bisa saja tetap atau bisa dirubah dgn kehendak dr Allah sebagai Tuhan kita, tergantung dr perjuangan-usaha yg dikerjakan oleh manusia. Karena kata muallaq sendiri memiliki makna tergantung. Contoh-pola takdir ini di antaranya bodoh dapat menjadi pintar, yg miskin dapat menjadi kaya, bisa berubah salah satu cara di antaranya dgn do’a.

Seperti dlm hadist nabi:

“tidak boleh ditolak ketetapan Allah Taala kecuali dgn doa. ..” doa memiliki kekuatan lebih baik itu dr sisi karunia yg diberikan oleh Allah dengan-cara langsung maupun terhadap dirinya yg kian yakin akan dikabulkan doa sehingga betul-betul menjadi kenyataan.

Dalil penguat wacana pentingnya doa pula terdapat di dlm dalil naqli, Al-Quran Surat Al-Mu’min ayat 60,

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, pasti akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yg angkuh tidak ingin menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dlm keadaan hina dina. (Q.S. Al-Mu’min: 60)

Maksudnya adalah kita disarankan untuk berdoa, sebab dgn doa seseorang bisa mendapatkan apa yg diinginkannya. Allah senang dgn orang suka memohon kepadanya, & tidak suka orang yg takabur (sombong) menilai dirinya mampu, orang tersebut akan dimasukkan ke dlm api neraka.

Manfaat Iman Pada Qodo & Qodar

Manfaat beriman pada qada & qadar sebagai berikut:

  1. Menambah keimanan & ketakwaankepada Allah.
  2. Giat & berupaya merealisasikan serta percaya terhadap takdir alasannya adalah masih ada kemungkinan bisa dirubah mirip takdir muallaq.
  3. Tidak mudah putus asa.
  4. Jiwanya menjadi nyaman.
  5. Dan dapat menghilangkan rasa takabur.

Orang-orang yg percaya pada adanya qada & qadaratau perumpamaan lainnya adalah takdir. Dengan dua macam takdir, baik mubram ataupun muallaq, keduanya kalau dipercayai akan menambah keimanan & ketakwaan insan pada Tuhannya. Dan membuat manusia kian ulet untuk melaksanakan perjuangan & berdoa semoga keinginannya terkabul. Setidaknya mereka masih percaya ada takdir muallaq yg masih memiliki kesempatan untuk dikabulkan.

Dengan adanya takdir ini pula dapat menawarkan nilai positif rasa tak gampang putus asa terhadap segala hal. Jiwa mereka pun menjadi nyaman. Hikmah selanjutnya yaitu tak menimbulkan rasa takabur pada Tuhannya. Karena masih bisa dirubah dgn cara berdoa, Allah pun menyuruh & lebih menyayangi hambanya yg mau meminta langsung kepadanya. Bukan malah percaya pada dirinya sendiri bahwa mereka bisa tanpa melakukan doa apalagi dahulu dlm melaksanakan suatu kegiatan.

Baca Juga: Pengertian Ilmu Tauhid

Demikian klarifikasi artikel mengenai pemahaman takdir mubram & muallaq yg mampu dikenali. Kesimpulannya, takdir mubram, suatu takdir yg tak mampu dirubah lagi. Sedangkan takdir muallaq masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk mampu diubah lagi, sengan syarat manusianya mau merubah dgn jalan berupaya & berdoa. Takdir ini, baik dr takdir mubram maupun muallaq merupakan suatu takdir yg harus diyakini.

Seperti yg ada di dlm rukun iman yg ke enam, bahwa setiap manusia muslim, mesti mengimani adanya qada & qadar. Semoga penjelasan pada materi ini dapat berguna bagi pembaca.

Baca Juga:  Apakah Misi Nabi Muhammad Saw. Sebagai Nabi Dan Rasul?