Kisah Abu Nawas Isi Hati Sang Gadis

Kisah Abu Nawas “Isi Hati Sang Gadis”

 sang Raja memerintahkan pada Abu Nawas untuk meneruskan kisah Kisah Abu Nawas Isi Hati Sang Gadis

Malam selanjutnya, sang Raja memerintahkan pada Abu Nawas untuk meneruskan kisah-kisah aneh & asing, yg menjadi kegemaran sang Raja untuk mendengarkannya. Abu Nawas menjawab, “Dengan senang hati, wahai raja yg baik & senang…”

Dikisahkan, wahai sang Raja, pramusaji itu menceritakan pada raja Cina bahawa pemuda itu berkata:

Seminggu kemudian para pedagang mendatangiku, meminta wang mereka, namun gue merayu mereka semoga menunggu hingga sepekan lagi. Seminggu kemudian gadis itu tiba selepas Subuh, menaiki keldai betina & diiringi oleh pengawal & dua orang hamba.

ia memberi salam padaku & sesudah duduk di dlm kedai, berkata, “Aku telat membawakanmu wang untuk kain-kain itu. Panggillah seorang penukar wang & terimalah wang ini.”

Aku memanggil seorang penukar wang, & menukarkan wang untuk diberikan pada para pedagang. Lalu ia & gue duduk bercakap-cakap hingga kedai-kedai buka, & pada ketika itulah gue membayar hutangku pada setiap pedagang. Lalu gadis itu berkata padaku, “Tuan, ambilkan gue ini & itu.”

Aku secepatnya mengambilkan apa-apa yg diinginkannya dr para pedagang, lalu ia mengambilnya & pergi, tanpa mengucapkan sepatah kata pun tentang pembayarannya. Aku mula meratapi apa yg sudah kulakukan, sebab harga dr apa yg sudah kubeli untuknya adalah seribu dinar, & gue berkata pada diri sendiri:

“Sungguh sukar! ia memberiku lima ribu dirham tetapi telah mengambil barang seharga seribu dinar, sedangkan para penjualitu berurusan denganku dlm soal pembayaran. Tidak ada kekuatan & kekuasaan, kecuali di tangan Tuhan, Yang Maha Kuat, Yang Maha Kuasa. Wanita yg baru saja memiliki masalah denganku ini pastilah seorang penipu, & gue bahkan tak meminta alamatnya.”

Baca Juga:  Puisi Cahaya Ilmu Agama

ia pergi selama lebih dr sebulan, hingga para penjualmula mendesakku untuk membayar wang mereka & kerana sudah terlalu lama hingga gue sudah tak lagi menghendaki kedatangannya, gue menghimpun seluruh kekayaanku untuk kujual. Tetapi sebuah hari, tatkala gue sedang duduk dgn sedih & kebingungan, gadis itu datang & duduk di kedaiku sambil berkata, “Ambillah timbangan & ambil wangmu.” Lalu ia menawarkan padaku wang seribu dinar & kami berbincang dgn bebas & gue merasa terhibur lagi. Lalu ia bertanya padaku, “Apakah kamu-sekalian memiliki isteri?”
Aku menjawab sambil menangis, “Tidak, gue belum pernah menikah.”

ia mengajukan pertanyaan, “Mengapa kau-sekalian menangis?”

Aku menjawab, “Tidak apa-apa.” Lalu gue merayu pengawalnya agar menjadi perantaraku dengannya untuk menyatakan isi hatiku. Tetapi pengawal itu tertawa & berkata, “Demi Tuhan, ia lebih mencintaimu daripada kau-sekalian mencintainya. ia tak memerlukan kain-kain yg dibelinya darimu, tetapi ia melakukan itu kerana terdorong oleh rasa cintanya padamu. Katakan sendiri kepadanya apa yg menjadi impianmu.”

Lalu gue mendekati pelayan gadis itu seraya berkata padanya, “Bermurah hatilah & izinkan gue untuk menyampaikan padamu apa yg ada di dlm benakku supaya kau-sekalian sampaikan pada gadis itu.” Lalu gue menyampaikan padanya apa yg menjadi hasrat di hatiku & ia setuju untuk menyampaikannya pada gadis itu.

“Engkau harus memberikan pesanku padanya,” kataku sambil meneruskan, “Lakukan apa saja yg ia minta.”

Malam berlalu namun mataku tak terpejam sedangkan hatiku terus memikirkan gadis itu. Beberapa hari kemudian si pengawal mendatangiku….

Tiba-tiba fajar pun menyingsing. Abu Nawas melongo, lalu sang Raja berkata, “Ceritamu benar-benar aneh & indah!” Abu Nawas menjawab, “Esok malam ceritanya lagi menarik & lagi indah.”

Kisah Abu Nawas Lainnya => Harimau Berjenggot