Contoh Mad Thabi’i Dalam Surah Yusuf Ayat 4

teladan mad thabi’i dlm surah yusuf ayat 4

Jawaban:

ayat 4

Penjelasan:

4.mad thabi’i,mad jaiz munfashil, ghunnah, idghom bigunnah, mad arid lissuukun

maksud surah Yusuf ayat 101

Ini adalah do’a Yusuf pada Rabbnya, setelah lezat yg diberikan kepadanya sempurna dgn dapat berkumpulnya ia dgn bapak, ibu & kerabat-saudaranya, & anugerah lain yg berupa kenabian & kekuasaan (kerajaan). ia memohon pada Rabbnya supaya lezat yg sempurna yg telah diterimanya di dunia ini berlanjut di alam baka nanti, & agar ia diwafatkan dlm keadaan Islam [-demikian berdasarkan adh-Dhahhak-] serta digabungkan dgn orang-orang yg shalih, yaitu saudara-saudaranya para Nabi & Rasul, mudah-mudahan shalawat & salam terlimpah atas mereka semuanya.

Ada kemungkinan do’a ini diucapkan Yusuf pada waktu menjelang wafatnya sebagaimana disebutkan dlm ash-Shahihain (al-Bukhari & Muslim) dr `Aisyah radhiallahu `anha bahwa Rasulullah mengangkat jarinya tatkala menjelang wafat & berkata: “AllaHumma firrafiiqil a’la”, tiga kali.

Dan ada kemungkinan ia berdo’a memohon semoga wafat dlm keadaan Islam & bergabung dgn orang-orang shalih sewaktu ajalnya tiba & umurnya sudah habis. Bukan memohon hal tersebut terjadi saat itu juga itu, mirip yg dikatakan orang yg mendo’akan orang lain: “Semoga Allah mewafatkanmu dlm keadaan Islam,” atau berdo’a dgn mengatakan: “Ya Allah, hidupkan kami dlm kondisi muslim & matikan kami dlm kondisi muslim & gabungkan kami dgn orang-orang yg shalih.”

Baca Juga:  Pantun Lucu - Tentang Kerja

Ada kemungkinan pula ia berdo’a biar permohonannya dikabulkan seketika itu juga. Hal ini dibolehkan dlm agama mereka mirip dikatakan oleh Qatadah.

Firman Allah: tawaffanii muslimaw wal hiqnii bish shaalihiin (“Wafatkanlah gue dlm kondisi Islam & gabungkanlah gue dgn orang-orang yg shalih.”) Setelah Allah mengumpulkan keluarganya & menggembirakan hatinya, sedangkan saat itu ia bergelimang di dunia dgn kekuasaan & kemakmuran, maka ia merindukan konferensi dgn orang-orang shalih sebelumnya.

Ibnu `Abbas berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun sebelum Yusuf as. yg mengharapkan kematian, tetapi hal ini tak diperbolehkan dlm syari’at kita.”

Imam Ahmad meriwayatkan dr Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian alasannya adalah ancaman yg menimpanya, jika ia dlm keadaan terpaksa mengharapkan kematian, maka hendaklah mengatakan: ‘Ya Allah, hidupkanlah gue kalau memang hidup itu lebih baik bagiku, & wafatkanlah gue kalau memang mati itu lebih baik bagiku.’”

Hadits ini pula diriwayatkan al-Bukhari & Muslim sebagai berikut: “Jangan sekali-kali salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian karena bahaya yg menimpanya, alasannya adalah kalau ia orang baik maka akan bertambah lagi kebaikannya, & bila ia orang buruk ada kemungkinan ia bertaubat. Tetapi hendaklah menyampaikan: ‘Ya Allah, hidupkanlah gue kalau
memang hidup itu lebih baik bagiku, & wafatkanlah gue kalau memang mati itu lebih baik bagiku.’”

Hal tersebut jika ancaman itu hanya mengancam dirinya, namun bila bahaya itu mengancam agamanya, maka seseorang diperbolehkan mengharapkan kematian, sebagaimana firman Allah Ta’ala yg menceritakan tukang-tukang sihir Fir’aun yg diancam agamanya sehabis mereka beriman bersama Musa, & diancam pula akan dibunuh, maka mereka berkata: “Ya Rabb kami, limpahkanlah pada kami ketabahan & wafatkanlah kami dlm keadaan muslim.” (QS. Al-A’raaf: 126)

Maryam berkata tatkala ia merasa sakit saat akan melahirkan anak yg memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma: “Mengapa gue tak mati saja sebelum ini & gue menjadi orang yg tak bermakna lagi dilupakan,” (QS. Maryam: 23) setelah ia mengetahui bahwa orang-orang menuduhnya berzina, alasannya ia tak bersuami, namun ternyata hamil & melahirkan anak. Mereka mengatakan: “Wahai Maryam, ananda telah melaksanakan sesuatu yg sungguh mungkar. Wahai kerabat perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yg jahat, & ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” (QS. Maryam 27-28)

Maka, Allah menawarkan bantuan & jalan keluar dr kondisi itu & membuat bayi yg masih dlm ayunan itu bisa mengatakan bahwa ia yaitu hamba Allah & Rasul-Nya. Maka, ia (Isa as) menjadi ayat (tanda) keagungan Allah & mukjizat yg cemerlang.

Dalam hadits Mu’adz yg diriwayatkan oleh Imam Ahmad & at-Tirmidzi wacana kisah mimpi & do’a, disebutkan: “Apabila Engkau mengharapkan terjadinya fitnah pada sebuah kaum, maka panggillah gue menghadapmu (wafatkanlah aku) tanpa mengalami fitnah.” Tatkala terjadi fitnah yg menimpa agama, maka diperbolehkan berdo’a memohon kematian.

Oleh sebab itu, `Ali bin Abi Thalib pada simpulan masa kekhalifahannya, sesudah menyaksikan bahwa urusan umat tak dapat dikuasainya, bahkan suasana kian meruncing, `Ali berkata: “Ya Allah, panggil sajalah gue menghadapmu, karena gue sudah jenuh dgn mereka & mereka pun sudah bosan denganku.”

Al-Bukhari rahimahullah, sehabis terkena fitnah, & terjadi masalah antara ia & amir (penguasa) Khurasan, ia berkata: “Ya Allah, wafatkanlah gue terhadap-Mu.

surah yusuf ayat 87​

Jawaban:

يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Baca Juga:  Buatlah Kata Kata Bijak Tentang Sahabat

Artinya:

”Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah informasi perihal Yusuf & saudaranya & jangan ananda berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah, melainkan kaum yg kafir”.

fungsi doa yg terdapat di surah yusuf ayat 4

doa pengasihan, untuk memikat hati wanita maupun pria

surah yusuf ayat 4 & surah at toha ayat 39 & surah al wakiah 35-38

surat yusuf ayat 4

ذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ

surat at thaha ayat 39

أَنِ اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ
عَلَى عَيْنِي

surat al-wakiah
tidak tahu