Baca Juga: Malini Adalah Gadis Desa Yang Cantik. Walaupun Masih Berada Di Bangku SD, Tepatnya Di Kelas Tiga, Ia Sudah Digemari Oleh Teman-temannya. Sampai Ia SMP Dan SMA, Ia Selalu Ditemani Oleh Semua Orang. Ia Selalu Dilayani Dan Tidak Pernah Sama Sekali Merasa Kesulitan. Karena, Orang-orang Selalu Membantu Dan Melayaninya.Orang Tuanya Yang Kaya Raya Juga Selalu Memberikan Apa Yang Ia Mau. Hingga Sampai Ia Dewasa, Malini Tumbuh Menjadi Gadis Yang Arogan Dan Semena-mena. Kecantikannya Berbanding Terbalik Dengan Sikapnya.“Aku Gak Mau Makanan Itu, Teman-temanku Banyak Nih, Buatkan Lagi, Bi!” Perintahnya Kepada Bi Sumi, Pembantu Di Rumahnya. Malini Membuang Biskuit Yang Sudah Bi Sumi Serahkan Di Meja. Malini Dan Teman-temannya Yang Baru Pulang Sekolah Ingin Memakan Buah-buahan Yang Segar.“Baik, Non”Bi Sumi Kembali Ke Dapur Dengan Pasrah, Sementara Malini Dan Ke Tiga Temannya Kembali Berbincang. Namun, Tiba-tiba Seseorang Dari Temannya Bernama Nia Berbicara.“Kok Kamu Gitu Malini.”“Kenapa, Nia?” Tanya Malini Masih Belum Sadar“Ibuku Juga Seorang Pembantu, Aku Melihat Bi Sumi Seperti Melihat Ibuku. Apakah Seperti Itu Juga Perlakuan Majikan Ke Pembantunya?” Tanya Nia Dengan Berkaca.“Ngapain Kamu Ngurusin Bi Sumi, Sih?” Malini Mengalihkan Topik Pembicaraan Dan Berusaha Berbincang Kembali Dengan Hana Dan Ria.“Bukannya Sok Bijak, Tapi Sebagai Teman, Aku Hanya Mengingatkan, Sebaiknya Kamu Minta Maaf Sama Bi Sumi, Mal. Perbaiki Juga Sikap Kamu Selama Ini.” Nia Berbicara Berapi-api.“Kok Kamu Ngatur-ngatur Aku, Nia?” Malini Tambah Berapi-api.“Teman-teman, Tenang” Ujar Hana Berusaha Melerai.“Iya, Guys” Ria Menambahkan.“Tidak Semua Selalu Berpusat Di Kamu Malini. Jadi, Yang Harus Kamu Lakukan Adalah Menyesuaikan Diri. Sikapmu Yang Arogan Dan Selalu Merendahkan Tidak Berlaku Di Dunia Ini, Hati-hati.” Nia Berusaha Berbicara Sebaik Mungkin “Sebaiknya Aku Pulang Dulu, Makasih Ya Sudah Mengundangku Ke Rumah Mewah Ini” Nia Lalu Berdiri Dan Meninggalkan Rumah Malini. Lalu Diikuti Oleh Hana Dan Ria.Tersisalah Malini Di Sofa Ruang Tamu. Ia Menyendiri Mendengar Kata-kata Nia. Ia Seolah Tertohok Dengan Pekataan Nia Yang Menyakitkan, Namun Benar Adanya.