KOORDINASI (COORDINATION)

Pengertian & Pentingnya Koordinasi

Koordinasi yakni tindakan seorang manajer untuk mengusahakan terjadinya keselarasan, antara peran/pekerjaan yg dilakukan oleh seseorang/potongan yg satu dgn orang/kepingan yg lain. Dengan koordinasi ini diartikan sebuah perjuangan kearah keharmonisan kerja antara yg satu dgn yg lain, sehingga diinginkan tak akan terjadi kesimpangsiuran, ketidaktepatan, serta dobel pekerjaan antara yg satu dgn yg lain. Hal ini bermakna bahwa pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan-cara efisien & efektif.
Misalnya dlm suatu perusahaan, dapat terjadi pecahan bikinan sudah mengembangkan jumlah produksinya, tetapi ternyata lantaran tak adanya pelengkap kegiatan dr potongan penjualan, maka dapat menyebabkan terjadinya over produksi. Hal ini bekerjsama tak perlu terjadi kalau seandainya antara serpihan bikinan & serpihan penjualan terjalin koordinasi yg baik.
Perbedaan antara koordinasi & kooperasi dapat dirumuskan seperti dibawah ini :
– Koordinasi berhubungan dgn pengintegrasian, sinkronisasi, memiliki jumlah, waktu, arah & arti yg lebih luas daripada koperasi.
– Kooperasi merupakan langkah-langkah bersama oleh sejumlah orang terhadap tujuan bareng (tujuan umum).
Beberapa definisi kerjasama yg dikemukan oleh para mahir sebagai berikut :
– E.F.L. Brech : Koordinasi yaitu mengimbangi & menggerakan tim dgn memberikan acara pekerjaan yg cocok pada masing-masing & mempertahankan agar aktivitas itu dilaksanakan dgn keselarasan yg seharusnya diantara para anggota itu sendiri.
– James Mooney : Koordinasi selaku pengaturan dgn tertib daya upaya kalangan demi terwujudnya kesatuan tindakan dlm usaha pencapaian tujuan bersama.
– G.R. Terry : Koordinasi adalah sebuah perjuangan yg sinkron & terstruktur untuk menyediakan jumlah & waktu yg sempurna, & mengarahkan pelaksanaan untuk menyediakan jumlah & waktu yg sempurna, & mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu langkah-langkah yg seragam & harmonis pada target yg sudah diputuskan.
Definisi G.R. Terry ini berarti bahwa koordinasi yaitu pernyataan usaha & meliputi ciri-ciri selaku berikut :
1. Jumlah perjuangan baik dengan-cara kuantitatif, maupun dengan-cara kualitatif.
2. Waktu yg sempurna dr perjuangan-usaha ini.
3. Pengarahan perjuangan-usaha ini.

– Dr. Awaluddin Djamin, MPA :
Manajer yg berhasil yakni manajer yg mampu melakukan “kerjasama, integrasi & sinkronisasi (KIS)” dgn baik.
1. Koordinasi ialah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, uniut dlm pelaksanaan tugas-peran tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi, saling menolong & saling melengkapi.
2. Integrasi yakni suatu usaha menyatukan tindakan-tindakan banyak sekali badan, instansi, unit, sehingga merupakan suatu kebulatan pemikiran & kesatuan tindakan yg terarah pada sebuah target yg telah diputuskan & disepakati bersama.
3. Sinkronisasi yaitu sebuah perjuangan untuk menyesuaikan, menyelaraskan kegiatan-aktivitas, tindakan-langkah-langkah, unit-unit, sehingga diperoleh keserasian dlm pelaksanaan tugas atau kerja.

B. Tipe-tipe & Tujuan Koordinasi
1. Koordinasi Vertikal (Vertical Coordination) ialah aktivitas-aktivitas penyatuan, pengarahan yg dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yg ada di bawah wewenang & tanggung jawabnya.
Tegasnya, atasan mengkoordinasikan semua pegawapemerintah yg ada di bawah tanggung jawabnya dengan-cara langsung. Koordinasi vertikal ini dengan-cara relatif gampang dikerjakan, karena atasan dapat memperlihatkan sanksi pada aparat yg sulit dikelola.
2. Koordinasi Horizontal (Horizontal Coordination) yaitu mengkoordinasikan langkah-langkah- rarki) artinmya koordinasi itu dilaksanakan menurut jenjang-jenjang kekuasaan & tanggung jawab yg disesuaikan dgn jenjang-jenjang yg berlawanan-beda satu sama lainnya.

Tujuan koordinasi yakni :
1. Untuk mengarahkan & menyatukan semua tindakan serta pemikiran ke arah tercapainya sasaran perusahaan.
2. Untuk menjuruskan ketrampilan seorang ahli ke arah target perusahaan.
3. Untuk menyingkir dari kekosongan & tumpang tindih perusahaan.
4. Untuk menghindari kesemrawutan & penyimpangan peran dr sasaran
5. Untuk mengintegrasikan langkah-langkah & pemanfaatan 6M ke arah target organisasi atau perusahaan
6. Untuk menyingkir dari langkah-langkah overlapping dr sasaran perusahaan.

Syarat-syarat .
a. Sense of Cooperation (perasaan untuk bekerja sama), ini bermakna harus dr sudut pecahan per kepingan bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
b. Rivalry, dlm perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara penggalan-serpihan, semoga serpihan-pecahan ini berlomba-lomba untuk mencapai perkembangan.
c. Team Spirit, artinya satu sama lain pada setiap serpihan mesti harga menghargai.
d. Esprit de Corps, artinya kepingan-kepingan yg diikutsertakan atau dihargai, biasanya akan memperbesar aktivitas yg bersemangat.

Cara-cara Mengadakan Koordinasi
1. Memberikan keterangan eksklusif & dengan-cara akrab. Keterangan mengenai pekerjaan saja tak cukup, karena tindakan-langkah-langkah yg tetap mesti diambil untuk membuat & menghasilkan kerjasama yg baik.
2. Mengusahakan supaya pengetahuan & penerimaan tujuan yg akan dicapai oleh anggota, tak berdasarkan masing-masing individu anggota dgn tujuannya sendiri-sendiri. Tujuan itu ialah tujuan bersama.
3. Mendorong para anggota untuk bertukar asumsi, mengemukakan pandangan baru, nasehat-rekomendasi & lain sebagainya.
4. Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dlm tingkat perumusan & penciptaan target.
5. Membina human relations yg baik antara sesama karyawan.
6. Manajer sering melakukan komunikasi informal dgn para bawahan.


Bagaimana Hubungan Koordinasi dgn Fungsi-fungsi Manajemen
• Perencanaan & Koordinasi (Planning and Coordination)
Perencanaan akan mensugesti kerjasama artinya semakin baik & terincinya planning maka akan semakin gampang melaksanakan koordinasi. Jika perencanaan disusun dgn baik & kekerabatan rencana jangka panjang (Long range rencana) & planning jangka pendek (short range rencana) terintegrasi dgn baik serta serasi, maka penerapan koordinasi akan lebih gampang.
• Pengorganisasian & Koordinasi (Organizing and Coordination)
Pengorganisasian berafiliasi dgn koordinasi, artinya kalau organisasi baik, maka pelaksanaan kerjasama akan lebih mudah. Organisasi yg baik, apabila relasi-hubungan antara individu & karyawan baik, kekerabatan pekerjaan baik, job description setiap pejabat jelas.
• Pengarahan & Koordinasi (Directing and Coordination)
Pengarahan menghipnotis kerjasama, artinya dgn menggunakan bermacam-macam kombinasi & intensitas directing force akan membantu membuat kerjasama.
• Pengisian Jabatan & Koordinasi (Staffing and Coordination)
Penempatan karyawan membantu kerjasama, artinya jika setiap pejabat sudah ditempatkan sesuai dgn keahliannya, maka kerjasama akan lebih gampang.
• Pengendalian & Koordinasi (Controlling and Coordination)
Pengendalian bekerjasama langsung dgn koordinasi. Penilaian yg terus menerus atas perkembangan pekerjaan akan menolong menyelaraskan usaha-perjuangan, sehingga tujuan yg diputuskan semula dihasilkan, diperoleh, & tercapai dgn baik. Dengan demikian langkah-langkah-tindakan perbaikan yg terjadi lantaran kontrol menolong dlm menerima kerjasama yg diperlukan.

Koordinasi & Komunikasi
Salah satu alat yg penting dlm melaksanakan kerjasama yaitu bilamana dlm perusahaan/instansi tersebut dapat diciptakan adanya komunikasi yg baik. Tanpa adanya komunikasi yg baik dengan-cara timbal balik, maka sulitlah dilaksanakan kerjasama. Dengan adanya komunikasi yg baik, maka mampu diharapkan perintah/instruksi, anjuran -anjuran , informasi & sebagainya, mampu disampaikan dengan-cara cepat & jelas. Sebenarnya komunikasi yg baik tak hanya sekedar cepat & jelas tetapi mampu dimengerti oleh akseptor komunikasi untuk dilaksanakan dgn baik.
Untuk itulah maka sebelum kita melaksanakan kerjasama kita harus dapat menciptakan komunikasi yg baik dengan-cara timbal balik, dengan-cara horizontal & dengan-cara vertikal.
• Komunikasi timbal balik dengan-cara horisontal adalah komunikasi timbal balik antara potongan-serpihan yg sejajar, misalnya antara serpihan buatan & penggalan penjualan.
• Komunikasi timbal balik dengan-cara vertikal ialah komunikasi timbal balik antara atasan & bawahan.
Suatu perusahaan yg memakai alat-alat komunikasi canggih/terbaru, belum tentu mengakibatkan komunikasi yg baik dlm perusahaan/instansi tersebut. Hal ini disebabkan lantaran komunikasi yg baik harus menyanggupi syarat-syarat antara lain : terperinci, singkat, & sempurna waktu.

Pentinyang Pengetahuan Akibat Kekurangan Koordinasi
Seseorang manajer mesti mampu menerangkan pada tiap-tiap orang/cuilan akhir-akibat yg di timbulkan apabila lantaran tak ada/kurangnya kerjasama antara yg satu dgn yg lain. Akibat-akhir itu perlu diterangkan supaya mereka tahu, hingga seberapa jauh balasan-akhir yg ditimbulkan apabila mereka tak mau melakukan kerjasama dgn pihak yg lain yg ada kaitannya dgn kegiatannya sendiri. Misalnya serpihan bikinan yg mengusahakan aksesori jumlah bikinan, namun tanpa melakukan koordinasi dgn pecahan pemasaran maka dapat menjadikan over produksi. Demikian pula sebaliknya kepingan penjualan dlm usaha mengembangkan omzet penjualannya mesti selalu melakukan kerjasama dgn penggalan buatan, karena bila tak demikian mampu menimbulkan pengorbanan yg tidak berguna baik tenaga, fikiran maupun keuangan karena ternyata pelengkap permintaan ini tak mampu dipenuhi oleh potongan buatan.
Sebenarnya mampu terjadi tak hanya pada dua belah pihak contohnya pecahan produksi & pecahan penjualan, akan tetapi dapat jalin menjalin dgn belahan-belahan yg lain contohnya keuangan, potongan personalia & sebagainya. Dengan wawasan ihwal akibat ini, akan muncul kesadaran pada masing-masing pihak perlunya pelaksanaan koordinasi. Meskipun demikian, hal ini tak dapat menjamin sepenuhnya bahwa dgn wawasan balasan tak ada/kurangnya koordinasi, mereka akan dengan-cara otomatis akan melaksanakan koordinasi, bahkan ada beberapa usulan bahwa dgn cara yg demikian, koordinasi yg di kehendaki cuma akan tinggal di atas kertas. Betulkah pertimbangan yg demikian?
Pendapat yg ini ada pula kebenarannya, apabila mereka itu semua tak ikut merasa bertanggung jawab atas tujuan perusahaan/instansi dimana mereka itu bekerja. Hal ini dapat terjadi mungkin karena kurangnya motivasi & partisipasi yg diberikan cukup baik, sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan dr perusahaan/instansi di mana mereka melakukan pekerjaan , maka dgn pengetahuan ihwal akhir yg akan muncul karena tak ada/kurangnya kerjasama antara yg satu dgn yg lainnyua. Disamping itu, perlu dicatat disini bahwa kerjasama yg satu dgn yg lain tak mesti mampu dikerjakan dengan-cara pribadi oleh manajer.
Meskipun demikian, untuk kerjasama apabila penanganan dapat dilaksanakan oleh manajer, maka hendaknya perjuangan pelaksanaan koordinasi tak hanya didasarkan pada wawasan wacana balasan-akibat yg muncul dr tak ada/kurangnya koordinasi antara mereka. Meskipun demikian, bagaimanapun pula wawasan wacana balasan yg timbul lantaran kurang/tidak adanya koordinasi merupakan derma yg cukup besar kearah usaha menyelenggarakan kerjasama.

Koordinasi Memerlukan Perhatian Secara Terus Menerus
Mungkin kita sudah menerangkan para pekerja akhir yg ditimbulkannya karena tak ada/kurangnya kerjasama antar mereka. Meskipun demikian, tak setiap hal mampu dijelaskan akibat-hasilnya dengan-cara terang. Mungkin pula mereka sudah mengetahui balasan-hasilnya, tapi lantaran tak ada/kurangnya koordinasi, mereka tetap melaksanakan kerjasama antar mereka.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dlm melaksanakan koordinasi perlu sebuah landasan yg kuat, yakni adanya kedisiplinan dr setiap pekerja. Dengan adanya kedisiplinan tersebut maka dapat dikehendaki semua instruksi, nasehat & sebagainya ditaati oleh mereka dgn baik.
Dengan disiplin yg hidup disini yaitu kedisiplinan tersebut dilaksanakan dgn sarat kesadaran & tanggung jawab & tak cuma sekedar melaksanakan perintah. Sedang dgn disiplin mati yg dimaksudkan yaitu disiplin yg hanya didasarkan para perintah-perintah saja. Padahal dlm praktek untuk terlaksananya koordinasi yg baik inisiatif & inovatif masih diharapkan.
Disiplin antara lain mampu ditimbulkan karena adanya sanksi-sanksi tertentu kalau mereka tak melaksanakan. Dan untuk mengusahakan disiplin tersebut maka sanksi-hukuman tersebut dilaksanakan dengan-cara konsekuen.

Perencanaan ,Wewenang & Koordinasi
Meskipun telah ada penyusunan rencana, organizing, directing & controlling, tetapi tak berarti dengan-cara otomatis akan terjalin kerjasama. Hal ini disebabkan dlm praktek terjadi kecenderungan tiap-tiap orang/potongan untuk mengamati pekerjaannya sendiri berlebih-lebihan, lepas dr kaitan acara-acara lain selaku keseluruhan. Untuk menyelenggarakan koordinasi membutuhkan perhatian dengan-cara terus menerus.
Di samping itu, dgn perhatian dengan-cara terus menerus maka bilamana terjadi penyimpangan-penyimpangan atau acara-aktivitas yg tak mengamati kerjasama dgn pecahan-kepingan yg lain, mampu segera dimengerti & teratasi sehingga kemungkinan-kemungkinan kerugian yg timbul dapat dieliminir seawal mungkin.

Perencanaan & Koordinasi
Seharusnya dlm bikin suatu perencanaan, manajer mesti sudah memasukan unsur-unsur koordinasi di dalamnya. Dengan demikian, bermakna perencanaan tersebut akan menolong pelaksanaan koordinasi dengan-cara lebih baik, karena untuk melaksanakan kerjasama sudah ada anutan yg kongkret.
Suatu perencanaan yg dibuat sepotong-sepotong & tanpa mengamati antara yg satu dgn yg lain hanya akan cenderung menyulitkan kerjasama. Hal ini dapat terjadi lantaran manajer selain menyaksikan aktivitas perusahaan sepotong-sepotong, karena perusahaan tak mengikutsertakan kepala-kepala potongan dlm bikin suatu penyusunan rencana. Kesalahan ini dapat pula terjadi lantaran manajer tak memiliki persepsi dengan-cara menyeluruh terhadap perusahaan/instansi yg dipimpinnya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa penyusunan rencana yg sudah mengandung unsur-unsur koordinasi akan membantu pelaksanaan kerjasama yg baik. Sebaliknya, perencanaan yg tak mengadung unsur-unsur kerjasama akan menyusahkan pelaksanaan kerjasama.

Pendelegasian Wewenang & Koordinasi
Dalam perusahaan yg makin besar & makin kompleks persoalannya, maka perlu peningkatkan pendelegasian wewenang pada bawahan-bawahannya. Dengan peningkatkan pendelegasian wewenang ini manajer menghendaki supaya tugas-tugasnya yg tak begitu penting & bersifat berkala dapat dikurangi.
Peningkatan pendelegasian wewenang ditujukan untuk memajukan efisiensi & efektivitas perusahaan, walaupun demikian tak bermakna tak ada imbas-efek sampingan yg harus diatasi. Dengan kekuasaan, tanggung jawab & keleluasaan yg lebih besar maka kemungkinan terjadi ketidakselarasan antara penggalan yg satu dgn belahan yg lain.
Oleh lantaran itulah untuk menghindari efek sampingan dr kenaikan pendelegasian wewenang, yaitu timbulnya gap antara aktivitas yg satu dgn yg lain, perlu bagi manajer untuk mengembangkan kerjasama antarmereka. Makara bahwasanya bila perusahaan ingin memajukan kerjasama antarmereka semoga side efeknya dapat dihindarkan, atau setikda-tidaknya dapat dieliminir.

Pentingnya Moral yg Tinggi Dalam Koordinasi
Dalam koordinasi diperlukan budbahasa yg tinggi, yakni akhlak yg lebih mengutamakan kepentingan perusahaan/instansi dibandingkan dengan kepentingan individu-individu. Dengan kata lain semua aktivitas dlm arti kerjasama mesti diarahkan agar tujuan mampu dicapai dengan-cara efisien & efektif.
Hal ini khususnya bilamana kerjasama tersebut dapat diawasi langsung oleh manajer, sehingga mereka harus sepenuhnya menyadari arti pentingnya kerjasama & mau dgn ikhlas melaksanakan koordinasi. Bila tak demikian maka kemungkinan masing-masing individu atau golongan hanya memperhatikan kepentingannya sendiri tanpa melihat kaitan dgn yg lain dapat pula terjadi dlm peruahaan/instansi karena tak adanya akhlak yg tinggi untuk lebih mengutamakan tujuan bersama daripada tujuan sendiri.