Puisi Alam: Kidung Alam Semesta

Puisi Alam 

Kidung Megah Alam Semesta

Sekali lagi angin meniupkan nafasnya dgn sapuan yg lembut Puisi Alam: Kidung Alam Semesta
Puisi Alam: Kidung Semesta




Dan anginpun berhembus. Meniup ilalang senja.

Bergerisiklah, kudengar suaranya yg indah.
Bagai dendang bidadari dr negeri-negeri tak terjamah.
Melambai-lambai sembari tersenyum mesra, menatap sang surya yg bermuka teduh.

Sekali lagi angin meniupkan nafasnya dgn sapuan yg lembut. Menjamah ilalangku, menerbangkan bunga-bunganya, menggoyangkan tubuhnya sampai menggeletar.

Alam semestapun tersenyum menatap segenap yg berjulukan keindahan itu. Awan-awan berdandan indah lantaran Tuhan mengaraknya di langit semesta. Bunga-bunga melantunkan kebanggaan dgn mengharumkan udara karena Tuhan telah mempercantik tubuhnya di pucuk-pucuk ranting. Setiap kelopak laksana mahligai kayangan sembari menyerahkan jiwanya dlm doa-doa pada Tuhan Yang Maha Agung.

Lalu daun-daun bergoyang lembut di tepi dahan dlm kenyamanan alasannya Tuhan sudah menenunkan gaun anggun untuk diri mereka. Maka berhiaslah pepohonan menyambut karunia Rabb yg tiada pernah berhenti bertaburan di lantai bumi.

Inilah isu terkini semi nan cerah. Biji-bijian menyanyikan kidungnya dr kedalaman hati yg sarat misteri. Bebatuan berjajar dlm kekhidmatan alasannya adalah Tuhan telah meletakannya di sana, di tepi sungai yg mengalir di pundak bukit nan berkelok-kelok. Hati milikupun tak henti-henti memuji di hamparan karunia rahmat-Nya. Jiwa mengajak untuk bersama-sama menjadi hamba-Nya, menjadi perindu yg menginginkan perjumpaan dengan-Nya – nanti di suatu ketika.

Akupun bersujud. Mengharapkan bahwa suatu tatkala kelak seluruh manusia hidup dlm jiwa yg tentram di puncak kerinduan untuk memandang wajahNya. Bergembira mensyukuri limpahan karunia berupa istana keimanan yg megah di bentangan hatinya. Maka akupun bertasbih memujiNya.

Baca Juga:  Pantun Senandung Lama