Organisasi berkembang dr keperluan manusia untuk bekerja sama, manusia dipaksa untuk bekerja sama supaya mampu meraih tujuan pribadi yg disebabkan oleh adanya keterbatasan fisik, biologis, psikologis & sosial. Kerjasama dapat lebih produktif & tak mahal dlm kebanyakan kondisi dgn adanya struktur organisasi, hal tersebut merupakan teori Barnard sedangkan persepsi Spearman perihal kecerdasan & nalar dipakai untuk menyimpulkan bahwa sebuah Organisasi mesti menemukan orang paling pintar untuk menjalankan organisasi disamping memusatkan pada kemampuan mental biasa . Organisasi dicirikan oleh perilakunya yg terarah pada tujuan (Goal Directed behaviour) artinya organisasi mengejar tujuan & target yg dapat dicapai lebih efisien & lebih efektif dgn langkah-langkah dengan-cara bersama-sama.
Maka dengan-cara singkat organisasi yaitu satuan sosial yg dikoordinasi dengan-cara sadar yg tersusun atas 2 orang atau lebih yg berfungsi atas dasar yg relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bareng . Dengan ini pula pengorganisasian (organizing) ialah penetapan struktur peran-kiprah lewat penentuak aktivitas-aktitivas yg dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan & penggalan-bagiannya, pengelompokan kegiatan pada manajer-manajer, pendelegasian wewemang & informasi baik horizontal maupun vertikal dlm struktur organisasi.
Adapun pemahaman Pengorganisasian berdasarkan beberapa penulis ? beberapa definisi tersebut selaku berikut :
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan & pengaturan bermacam-macam yg diperlukan untuk meraih tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap acara ini, menyediakan orang-orang pada setiap acara ini, menyediakan alat-alat yg diharapkan, memutuskan wewenang yg dengan-cara relatif didelegasikan pada setiap individu yg akan melaksanakan kegiatan-aktivitas tersebut.
Organisasi yaitu suatu sistem perserikatan formal, berstruktur & terkoordinasi dr sekelompok orang yg melakukan pekerjaan sama dlm mencapai tujuan tertentu. Organisasi cuma merupakan alat & wadah saja.
2. George R. Terry
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan relasi-hubungan kelakuan yg efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama dengan-cara efisien & dgn demikian memperoleh kepuasan pribadi dlm hal melaksanakan peran-tugas tertentu dlm kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau target tertentu.
3. Drs. M. Manullang
Organisasi dlm arti dinamis (Pengorganisasian) adalah suatu proses penetapan & pembagian pekerjaan yg akan dilakukan, pembatasan peran-peran atau tanggung jawab serta wewenang & penetapan kekerabatan-relasi antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang mampu bekerja bareng -sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan. Secara singkat Organisasi adalah suatu perbuatan Diferensiasi tugas-peran.
Unsur-unsur Organisasi
1. Manusia (Human Factor), Manusia yg bekerja sama, ada pemimpin & ada yg dipimpin (Bawahan)
2. Tempat kedudukan
3. Tujuan yg ingin diraih
4. Pekerjaan yg akan dijalankan serta adanya pembagian pekerjaan
5. Struktur, Hubungan & kerja sama antar manusia yg satu & lainnya.
6. Teknologi, terdapat unsur teknis
7. Lingkungan (Environment External Social System), lingkungan yg saling mempengaruhi contohnya ada sistem kerja sama sosial.
Struktur Organisasi
Dalam organisasi, struktur organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang & pekerjaan dikelompokan untuk menghilangkan penghalang dlm prestasi kerja yg disebabkan oleh kebingungan & ketidaktentuan bantuan tu
Ada beberapa bentuk struktur organisasi yakni
1. Struktur Organisasi (Organization Chart) berupa Segitiga Vertikal & Horizontal
Kebaikan : Tingkatan Manager, kedudukan setiap karyawan beserta garis perintah & tanggung jawabnya jelas & gampang diketahui, Posisi kedudukan karyawan (manajrial/Operasional) serta jenis wewenang setiap pejabat serta posisi Top Manajer terang diketahui & terlihat. Kelemahan : Top Manajer kelihatan hanya mempunyai authority kedalam organisasi saja. Bentuk struktur organisasi segitiga ini paling banyak dipergunakan oleh organisasi atau perusahaan.
2. Struktur organisasi berupa lingkaran
Kebaikan : Top Manajer tampakmempunyai wewenang ke setiap penjuru & selaku sentral keputusan & kebijaksanaan.
Kelemahan : Kedudukan atasan & bawahan agak sukar & kurang jelas, kedudukan (posisi) staf sulit digambar dlm bentuk struktur ini.
Struktur organisasi ini jarang dipergunakan & kurang terkenal.
3. Struktur organisasi berbentuk setengah lingkaran
Struktur organisasi berbentuk setengah lingkaran ini, pada prinsipnya sama dgn yg berbentuk lingkaran dlm hal kebaikan & kekurangan tetapi perbedaannya, yakni Bawahan Middle Manager terletak diluar lingkaran pertama. Bentuk ini kurang terkenal & jarang digunakan orang.
4. Struktur organisasi berbentuk kerucut
Struktur yg berbentuk kerucut menunjukkan bahwa top manager-nya kolektif (Presidium beberapa orang). Pimpinan kolektif ini sering dilakukan pada organisasi “Komite atau perusahaan Firma”
Karena Perusahaan Firma diharuskan untuk semua kekayaan pribadi anggota ikut dipertaruhkan untuk membayar hutang-hutang Firma, jika Firma tersebut dilikuidasi, hal inilah yg mendorong anggota firma menganut “pimpinan kolektif untuk menghindarkan hal-hal negative apabila pimpinan puncaknya Tunggal. Pada Organisasi Komite tujuan pimpinan puncak kolektif merupakan menghindari kepemimpinan otoriter atau Diktator jika pimpinan puncak seorang.
5. Struktur organisasi Berbentuk Oval
Struktur organisasi berbentuk oval ini sering dipergunakan dlm perundingan-negosiasi politik. Dalam perundingan politik antar Negara yg bertikai. Biasanya meja negosiasi digunakan yg berbentuk oval hal ini memperlihatkan bahwa setiap Negara mempunyai peranan yg sama karena bertempat duduk dilingkaran yg sama. Semakin erat tempat duduknya ke meja perundingan, semakin besar peranannya dlm negosiasi tersebut. Struktur Organisasi bentuk ini jarang dipakai dlm perusahaan.
Macam-Macam Organisasi
Organisasi-organisasi dipelajari berdasarkan hal-hal selaku berikut :
1. Berdasarkan Proses Pembentukannya
a. ORGANISASI FORMAL
Menurut Barnard suatu organisasi dibilang formal bila acara seorang atau lebih dikoordinasi dengan-cara sadar menuju tujuan tertentu. Inti Organisasi Formal ialah tujuan biasa yg sadar & bahwa organisasi formal lahir bila orang-orang :
(1) mampu berkomunikasi satu sama lain
(2) bersedia untuk bertindak
(3) dengan-cara bareng -sama mempunyai satu tujuan.
Dinyatakan Wilfred Brown mengenai kehidupan organisasi yakni “bertambah banyak formalisasi yg ada, kian jelas kita akan mengenali batas-batas kebijakan yg dikuasakan pada kita untuk disamakan, & yg akan menjadi tanggung jawab kita, & bahwa kebijakan yg diputuskan menjelaskan pada orang-orang perihal dibidang mana mereka mempunyai kebebasan untuk bertindak”.
b. ORGANISASI INFORMAL/NONFORMAL
Barnard menganggap setiap adonan aktivitas pribadi tanpa tujuan untuk bergabung dengan-cara sadar disebut organisasi nonformal, maka semua bentuk kelompok termasuk dlm organisasi nonformal sehingga semua organisasi yg tak formal mungkin meliputi kelompok bengkel mesin, kalangan pengatur bikinan, perkumpulan bowling jum’at malam.
Menurut Louis A. Allen : organisasi informal sebagian besar berhuungan dgn apa yg dilakukan oleh orang-orang, sebab mereka ialah individu-individu terhadap tindakan-tindakan mereka dipandang dr sudut kebutuhan-keperluan, emosi & tingkah laris, bukan dipandang dr sudut cara melakukan pekerjaan & peraturan.
G. R. Terry mengatakan “organisasi nonformal yakni organisasi yang terbentuk dlm suatu organisasi formal yg anggota-anggotanya terdiri dr karyawan-karyawan perusahaan bersangkutan.
2. Berdasarkan Kaitan keterkaitannya dgn Pemerintah
a. Organisasi Resmi, ialah organisasi yg dibentuk oleh adanya relasi dgn Pemerintah atau harus terdaftar pada Lembaran Negara. Contoh : Jawatan-jawatan, Yayasan-Yayasan, Lembaga-lembaga Pemerintah & perusahaan-perusahaan yg berbadan hukum.
b. Organisasi tak resmi, adalah organisasi yg tak ada hubungannya dgn Pemerintah atau tak terdaftar pada Lembaran Negara mirip Organisasi-organisasi Swasta. Contohnya : Klub Bola Voli, Klub Sepak Bola, Group Kesenian, Organisasi Pendaki Gunung & lain-lain.
3. Berdasarkan Skala (Ukuran) Besar-kecilnya
a. Organisasi Besar
b. Organisasi sedang (menengah)
c. Organisasi kecil
Skala besar kecilnya orgnaisasi bersifat relatif, karena diputuskan oleh banyak faktor tetapi besar kecilnya tersebut perlu diketahui lantaran akan mempengaruhi opsi manajemen yg akan diterapkan.
4. Berdasarkan Tujuannya
a. Public Organization (Organisasi Sosial), yakni organisasi yg non profit karena tujuan utamanya untuk melayani kepentingan biasa tanpa perkiraan rugi-laba umpamanya yaitu Yayasan-yayasan sosial & lain-lain.
b. Business Organization (organisasi perusahaan) yakni organisasi yg diresmikan untuk tujuan komersial (mendapatkan laba) & semua tindakannya bermotifkan laba (profit motive) karena jikalau organisasi perusahaan tak menunjukkan keuntungan lagi maka tak rasional untuk melanjutkan kembali.
Dilihat dr bidang perjuangan organisasi perusahaan ini diketahui perusahaan-perusahaan Produksi, perdagangan & pemberi jasa.
5. Dilihat dari segi aturan dibedakan antara perusahaan perseorangan (single partnership) & perusahaan milik bersama (partnership) contohnya : Firma, CV, Koperasi & Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
6. Berdasarkan Organization Chart (Bagan Organisasinya)
a. Berbentuk segitiga vertical (Arrangement Chart)
b. Berbentuk segitiga horizontal
c. Berbentuk kerucut vertical/horizontal
d. Berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran
e. Berbentuk bundar telur (oval)
7. Berdasarkan Tipe-tipe atau Bentuknya
a. Organisasi berpimpinan puncak tunggal merupakan organisasi yg mempunyai pimpinan puncak satu orang.
Bisa kita lihat pada perusahaan-perusahaan perseorangan dimana walaupun terdiri dr banyak orang, pimpinan puncaknya hanya terdiri dari satu orang.
b. Organisasi berpimpinan puncak Dewan merupakan organisasi yg mempunyai pimpinan puncak lebih dr satu orang (Dewan), misalnya perusahaan-perusahaan yg berbentuk perseroan terbatas & firman.
8. Bentuk Organisasi menurut Hubungan-hubungan Wewenangnya
a. Organisasi Garis (Lini)
Wewenang lini (Line Authority) yakni yg mengakibatkan tanggung jawab atas tercapainya tujuan-tujuan perusahaan. Organisasi lini diciptakan oleh Henry Fayol yaitu organisasi yg semata-mata mempunyai relasi wewenang lini dlm organisasinya, biasnaya organisasi ini dipakai perusahaan-perusahaan kecil saja. Pendelegasian wewenang & pelaoran tanggun gjawab dr bawahan ke atasan dilakukan dgn garis vertical terpendek, perintah-perintah hanya diberikan pada atasan yg bersangkutan. Organisasi lini bercirikan organisasi yg masih kecil & sederhana dgn karyawan yg relatif sedikit & tingkat keutamaan yg kecil.
b. Organisasi Garis (Lini) & Staf
Wewenang staf yakni wewenang untuk membantu biar orang yg mempunyai wewenagn lini melakukan pekerjaan dengan-cara efektif dlm mencapai tujuan-tujaun perusahaan. Dalam organisasi yg berbentuk demikian terdapat wewenang garis & wewenang staf & diantara keduanya terdapat hubungan.
Organisasi dgn bentuk ini biasnaya organisasi berukuran besar, dgn jumlah karyawan yg besar & sudah terdapat spesialisasi, misalnya ; Perusahaan-perusahaan yg menyusun struktur organisasi berdasarkan fungsi-fungsi perusahaan.
c. Organisasi Fungsional
Wewenang fungsional adalah wewenang yg diberikan pada seseorang atau departemen untuk dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yg berada di departemen-departemen lain, maka organisasi fungsional yakni suatu organisasi yg disusun berdasrakan sifat & macam pekerjaan yg harus dilakukan, kasus pembagian kerja mendapat perhatian yg betul-betul . Pembagian kerja didasarkan pada “spesialisasi” yg sungguh mendalam karena setiap pejabat cuma melaksanakan suatu pekerjaan yg sesuai dgn spesialisasinya.
Organisasi fungsional bercirikan pembidangan dengan-cara terperinci dapat dibedakan, Bawahan mempunyai beberapa atasan & terdapat 2 wewenang yakni, wewenang lini & wewenang fungsi yg menciptakan organisasi fungsional yaitu F.W. Taylor.
d. Organisasi lini, staff & fungsional
Organisasi tipe ini merupakan variasi dr organisasi “lini, staff & fungsional” & biasanya dipraktekkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat Dewan Komisaris (Board of Director) diterapkan tipe organisasi lini & staf, sedangkan pada tingkat Middle Manager dipraktekkan tipe organisasi fungsional.
e. Organisasi Komite, yaitu suatu organisasi yg masing-masing anggota mempunyai wewenang yg sama & pimpinannya yg kolektif. Organisasi Komite (Panitia = Committees Organization) memprioritaskan pimpinan sehingga dlm organisasi ini terdapat pimpinan “Kolektif/Presidium/Plural Executive” & bersifat manajerial kemudian pula bisa bersifat formal & informal, komite-komite mampu dibentuk selaku suatu belahan dr struktur organisasi formal, dgn peran-tugas wewenang yg dibagikan dengan-cara khusus.
Organisasi komite bersifat tetap bila pada anggotanya ditetapkan berdasarkan fungsi & jabatannya, & bersifat “sementara” jikalau para anggotanya ditetapkan menurut penduduknya.
Anggota Organisasi Komite dikelompokkan atas Executive Committee (Pimpinan Komite) yakni para anggota yg mempunyai wewenang garis/line authority & dikelompokkan pula selaku Staff Committee yg para anggota yg mempunyai wewenang staff/staff authority. Organisasi ini bercirikan : Pembagian peran yg jelas & tertentu, wewenang anggota sama besarnya, para pelaksana dikelompokkan berdasarkan bidanya & keputusan merupakan keputusan semua anggotanya.
Prinsip-Prinsip Organisasi
Agar suatu organisasi mampu berperan & berlangsung dgn baik dibutuhkan prinsip-prinsip yg mampu dijadikan fatwa, yakni :
1. Prinsip perumusan tujuan
Sebelum organisasi tersebut disusun apalagi dulu harus ada tujuan yg mendasari pendirian organisasi. Tujuan ini akan memilih aktivitas-aktivitas apa saja yg dibutuhkan untuk mencapainya dengan-cara efisien & efektif.
2. Prinsip pembagian kerja
Aktivitas-kegiatan yg dibutuhkan untuk mencapai tujuan yg telah ditetapkan perlu dibagi menjadi golongan-kelompok aktivitas, sehingga masing-masing kepingan peran mampu dijalankan dengan-cara bertanggung jawab.
3. Prinsip pendelegasian wewenang
Setelah pembagian aktivitas dilakukan maka selanjutkanya dilakuakan delegasi wewenang supaya suatu potongan mampu menjalankan acara-aktivitasnya & dituntut tanggung jawabnya.
4. Prinsip koordinasi
Setelah tahapan pembagian aktivitas & pendelegasian wewenang, dibutuhkan koordinasi dr berbagai bagian. Prinsip ini bermaksud supaya penggalan-potongan tak berlangsung sendiri-sendiri alasannya aktivitas-kegiatan yg dijalankan disuatu cuilan mensugesti & dipengaruhi oleh serpihan-bagian yang lain.
5. Prinsip rentang manajemen
Efisiensi & efektifitas pengendalian bawahan eksklusif dipengaruhi oleh rentang administrasi, yaitu beberapa bawahan langsung yg dapat diawasi dengan-cara efisien & efektif.
6. Prinsip tingkat pengawasan
Berjalannya suatu organisasi tak dapat dijamin meraih tujuan bila tak ada pengawasan, maka penyusunan organisasi perlu dilakukan dgn mengamati supaya pengawasan dimudahkan.
7. Prinsip kesatuan perintah
Dalam organisasi seorang bawahan cuma mempunyai seorang atasa. Bawahan cuma menerima perintah dr atasannya & bahanya bertanggung jawab pada atasannya.
Tingkat Organisasi & Rentang Manajemen
Ada argumentasi organisasi untuk bikin kolaborasi insan itu efektif, namun kita memperoleh karena adanya tingkat organisasi adalah lantaran keterbatasan rentang manajemen. Dengan kata lain, karena keterbatasan pada jumlah orang yg bisa diawasi seorang manajer walaupun batas tersebut berlawanan tergantung pada suasana hasilnya adalah tingkat-tingkat organisasi.
Semakin besar perusahaan atau kian sempit rentangnya, maka bertambah banyak jumlah tingkat organisasi. Struktur organisasi yg banyak tingkatnya & departemennya akan menyebabkan kerepotan & kerugian.
Dalam mencari jawaban tentang berapa jumlah bawahan yg dapat diawasi dengan-cara efektif oleh seorang manajer, bahwa selain kapasitas-kapasitas pribadi seperti mengerti & cepat, biasa bergaul dgn orang-orang & mendorong ksetiaan serta hormat, salah satu penentu yaitu kesanggupan Manajer untuk mengurangi dampak frekuensi & imbas waktu dr relasi atasan-bawahan. Tujuh faktor umum yg mempengaruhi dengan-cara material jumlah & frekuensi kekerabatan-kekerabatan tersebut, yakni :
1. Pelatihan Para Bawahan
Bawahan-bawahan yg dilatih dgn baik tak memerlukan begitu banyak waktu manajer tetapi pula tak membutuhkan terlalu banyak kontak dgn atasan mereka.
2. Kejelasan Pendelegasian Otoritas
Kalau seorang manajer dgn terang mendelegasi otoritas untuk melaksanakan tugas yg didefinisikan dgn baik, maka seorang bawahan yg terlatih akan dapat meneyelesaikannya dgn waktu & perhatian sang manajer yg minim
3. Kejelasan Perencanaan
Apabila planning-rencana tak mampu dibikin dengan-cara akurat & para bawahan harus melaksanakan banyak dr perencanaan mereka sendiri, keputusan mereka mungkin memerlukan banyak sekali panduan.
4. Laju Perubahan
Laju perubahan itu penting dlm menentukan hingga taraf mana kebijakan mampu dirumuskan & stabilitas kebijakan daapt dirumuskan & stabilitas kebijakan yg dirumuskan mampu dipertahankan.
5. Penggunaan Standar Sasaran
Seorang manajer baik dgn pengamatan pribadi maupun penggunaan persyaratan-standar sasaran, apakah para bawahan tersebut mengikuti planning-planning.
6. Teknik-teknik Komunikasi
Standar tujuan mengenai pengawasan ialah sejenis fasilitas komunikasi, kesanggupan seorang eksekutif untuk mengkomunikasikan planning-planning & isyarat-isyarat dgn jelas & ringkas pula cenderung untuk menambah rentang seorang manager.
7. Banyaknya kontak pribadi
Banyak hal dlm administrasi menuntut hubungan tatap tampang k arena banyak suasana yg tak biasa dikerjakan dengan-cara tepat dgn laporan-laporan teknis, memorandum, laporan kebijakan, dokumen penyusunan rencana atau komunikasi-komunikasi lainnya yg tak membutuhkan konta pribadi karena ada pula situasi-situasi lian dimana cara terbaik untuk mengkomunikasikan suatu perkara mengajar seorang bawahan atau mendapatkan “perasaan” pribadi megnenai bagaimana orang benar-benar berpebendapat mengenai suatu kasus, memiliki arti menyediakan waktu untuk kontak pribadi yg perlahan-lahan.
Departemensasi
Departemensasi yaitu perjuangan menggolongkan kegiatan-aktivitas orang-orang kedalam departemen-departemen. “Departemen” pertanda suatu bidang, divisi atau cabang suatu perusahaan dimana seorang manajer mempunyai wewenang untuk melaksanakan kegiatan khsusus, setiap organisasi terdiri dr beberapa Departemen (Bagian Divisi Kerja = Subsistem).
Asas pendepartemenan adalah mengelompokkan kegiatan-kegiatan yg sama & berkaitan erat kedalam suatu unit kerja (belahan) & dasar-dasar pendepartemenan (basic departementation) diputuskan berdasarkan :
1. Enterprise Function (Fungsi-fungsi perusahaan)
Pengelompokkan menurut Enterprise function, adalah :
a. Departemen Produksi (Technical)
b. Departemen Perdagangan (Commercial)
c. Departemen Keuangan (Financial)
d. Departemen Keamanan (Security)
e. Departemen Pembukuan (Accounting)
f. Managerial (Kepemimpinan)
2. Management Function (Fungsi-fungsi manajemen)
Pengelompokkan menurut Management Function, departemen yg ada dlm perusahaan itu adalah :
a. Bagian Pengembangan (Planning & Organization)
b. Urusan Sumber Daya Manusia (USDM = Staffing)
c. Pelaksana (Operaisonal = Directing)
d. Audit (Pengendalian = Controlling)
3. Process Product (Proses Produksi)
Bila pengelompokkan dilakukan atas proses produksi, contohnya pabrik tekstil, maka unit-unit kerja yg ada dlm pabrik tekstil itu adalah “Bagian pemintalan, Bagian Pertenunan, Bagian Pencelupan & Bagian Finishing”.
4. Product (Dasar produk/hasil)
Departemen yg terdapat dlm perusahaan menurut product itu tergantung banyaknya jenis buatan/kesudahannya. Misalnya : Pabrik kendaraan beroda empat Toyota, produksinya Toyota Corolla, Toyota Kijang & Toyota Corona.
5. Customer (Dasar pasar/langganan)
Pendepartemenan menurut customer maka bagian yg terdapat dlm perusahaan itu sesuai dgn barang-barang yg dijual. Misalnya : pada sebuah toko buku besar, akan terdapat potongan-serpihan buku agama, bagian uku sosial, serpihan buku matematika, cuilan buku kedokteran & lain sebagianya.
6. Territory (Dasar wilayah/tempat)
Didasarkan atas wilayah maka unit-unit kerja yg ada dlm organisasi perusahaannya itu sesuai dgn daerah operasinya. Pendepartemenan organisasi berdasarkan wilayah memperlihatkan peluang pada pengumpulan & penyampaian informasi yg lebih singkat sehingga mampu menunjukkan reaksi yg cepat & tepat terhadap masalah-masalah setempat. Contohnya : Pusat penjualan di Jakarta, daerah penjualannya di Bandung, Bogor & Cirebon.
7. Time (Dasar waktu/shift)
Pendepartemenan berdasarkan atas time, maka dlm organisasi perusahaan pengelompokkan didasarkan waktu/shift kerja. Contohnya : perusahaan pabrik yg melakukan pekerjaan selama 24 jam, maka serpihan/kalangan kerja dibagi atas “shift pagi, shift sore & shift malam”.
8. Simple number (Dasar jumlah)
Pengelompokkan atas simple number, maka dlm organisasi perusahaan itu terdapat “golongan/regu satu, regu dua & regu tiga”. Penentuan jumlah golongan/regu didasarkan pada urutan angka. Misalnya : regu satu nomor 1 s.d. 50, regu dua 51 s.d. 100 & regu tiga 101 s.d 150, jadi setiap golongan/regu kerja terdiri dr 50 orang yg dipimpin oleh seorang mandor.
9. Combination
Pendepartemenan atas adonan dr pendepartemenan-pendepartemenan diatas (Fungsi perusahaan, fungsi administrasi, fungsi penjualan & lain-lain) dlm organisasi perusahaan besar atau multinasional sering dilakukan.
10. Matriks
Organisasi matriks atau jaringan atau manajemen “proyek” atau produk, walaupun administrasi proyek murni tak perlu menyiratkan suatu jaringan atau matriks. Inti dr administrasi matriks, adalah penggabungan bentuk fungsional & buatan dr departementasi dlm struktur organisasi yg sama.
WEWENANG
1. Pandangan klasik
Menurut pandangan klasik wewenang datang dr tingkat atas, kemudian dengan-cara sedikit demi sedikit diturunkan ke tingkat yg paling bawah. Menurut pandangan ini manajer mempunyai hak untuk memerintah,karena merasa dr tingkatan yg lebih tinggi & karyawan mempunyai kewajiban untuk menjalankan perintah tersebut.
2. Pandangan penerimaan
Menurut pandangan ini, sudut pandang wewenang adalah akseptor perintah, bukannya pemberi perintah. Pandangan ini dimulai dgn pengamatan bahwa tak semua perintah dipatuhi oleh akseptor perintah. Penerima perintah dapat menentukan apakah ia akan mendapatkan perintah atau tidak. Chester I Barnard merupakan salah satu penunjang persepsi tersebut menyampaikan, seseorang akan menerima perintah apabila dipenuhi 4 kondisi sbb:
1. ia mampu mengerti komunikasi
2. Percaya bahwa perintah tersebut tak bertentangan dgn tujuan organisasi.
3. Perintah tersebut tak berlawanan dgn kepentingannya dengan-cara keseluruhan
4. Secara fisik & mental mampu menjalankan perintah tersebut.
WEWENANG LINI DAN STAFF
Dalam organisasi, wewenang dapat dibedakan menjadi wewenang lini , wewenang staf,dan wewenang fungsional
WEWENANG LINI
Dipunyai oleh manajer lini yg mengambil keputusan untuk meraih tujuan organisasi dengan-cara pribadi. Dalam denah organisasi wewenang lini digambarkan oleh garis yg menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah. Wewenang lini akan berbeda dr satu organisasi ke organisasi yang lain tergantung tujuan organisasi. Pada perusahaan kecil barangkali semua manajer merupakan manajer lini, pada ketika perusahaan berkembang menjadi besar,staf yg lebih seorang ahli diperlukan untuk membantu manajer lini.
WEWENANG STAFF
Wewenang staf dilakukan oleh orang atau kelompok orang yg menunjukkan jasa atau nasehat pada manajer lini, biasanya disebut Staf andal. Disebut Staf andal karena keutamaan yg dipunyai memberikan nasehat pada manajer. Dimana nasehat tersebut kemudian digunakan selaku usulanuntuk pengambilan keputusan oleh manajer.
WEWENANG FUNGSIONAL
Kadang2 organisasi mempunyai manajer atau departemen yg mempunyai wewenang fungsional. Fungsi keuangan & akuntansi sering diberikan wewenang fungsional
Pendelegasian Wewenang
Tanpa wewenang atau kuasa untuk menjalankan kebijaksanaan dlm mengambil keputusan yg diberikan pada manajer, banyak sekali departemen tak bisa menjadi kesatuan yg melakukan pekerjaan tanpa kendala, & yg disepadankan demi pencapaian tujuan perusahaan. Hubungan wewenang, apakah vertical atau horizontal merupakan faktor yg bikin adanya organisasi. Tujuan utama utusan merupakan untuk memungkinkan adanya organisasi. Wewenang didelegasikan apabila kuasa pengambilan keputusan diberikan pada seorang atasn.
Proses keseluruhan dr pendelegasian mencakup,
1. Penentuan hasil yg dikehendaki,
2. Pemberian tugas
3. Pendelegasian wewenang untuk pelaksanaan tugas,
4. Tuntutan tanggung jawab untuk pelaksanaan tugas
Apakah wewenang itu mesti dikonsentrasikan atau disebarkan di seluruh organisasi bukanlah semata-mata soal wewenang jenis apa tetapi soal berap abanyak wewenang, maka ada Desentralisasi wewenang yakni suatu faktor mendasar dr penyerahan atau pendelegasian, sampai seberapa jauh wewenang itu tak didelegasikan maka wewenang itu disentralisir.
Tujuan dibandingkan dengan dukungan kekuasaan merupakan untuk memperoleh Organisasi yg efektif & effisien dlm melaksanakan tujuan, dgn ongkos,,material & waktu yg minimal.
Seorang atasan tak dapat menawarkan kekuasaan yg dimilikinya pada bawahannya, karena seluruh proses dr pinjaman kekuasaan mengandung keharusan terhadap tugas2 & tanggung jawab dr langkah-langkah yg telah dilakukan untuk meraih tugas2 tersebut.
Dalam praktek proses ini tak mampu dipisahkan alasannya adalah keharusan ketimbang tugas tak disertai kekuasaan untuk melaksanakannya yakni tak ada artinya. Demikian pula dukungan kekuasaan tanpa diberikan daerah kekuasaan tak akan berguna. Makara dlm arti yg bahu-membahu, kekuasaan itu tak diberikan pada orang melainkan diberikan jabatan didalam organisasi, namun karena jabatan itu dipegang orang maka sering kita sebut bantuan kekuasaan pada orang.
Ada 4 macam kekuasaan, Shared Authority, Splintered Authority, Recovery of delegated Authority, & Centralization and decentralization of authority.
1) Shared Authority. Adalah kekuasaan mengenai sesuatu keadaan tertentu yg dibagikan pada bawahan,dimana keputusan terakhir masih dipegang oleh yg memberi kuasa.
2) Splintered Authority. Splintered Authority muncul apabila suatu dilema tak mampu dipecahkan atau diputuskan tanpa penggabungan kekuasaan dr 2 manager atau lebih. Makara seorang atasan tak mampu mengambil keputusan,apabila atasan lainnya yg duduk dlm tingkat yg sama belum mengambil persetujuan atas putusan itu.
3) Recovery of delegated authority.Semua derma kekuasaan mampu ditarik lagi oleh pemberi kuasa, dimana ini merupakan sifat dr kekuasaan.
4) Centralization and decision authority. Pemberi kekuasaan dr atasan pada bawahan dapat dibuat dlm tingkat yg luas/sempit. Bila manager condong untuk menunjukkan kekuasaan lebih banyak pada bawahan maka disebut decentralization of authority, sebaliknya bila manager lebih condong untuk tak menawarkan kekuasaan disebut centralization of authority.
Agar pertolongan kekuasaan mampu efektif , maka harus :
1. Membuat suatu planning yg tegas & jelas
2. Menetapkan kewajiban & kekuasaan dgn batas2 tertentu & terang
3. Memelihara komunikasi yg terbuka
4. Menetapkan pengontrolan yg patut
5. Memberikan kado pada mereka yg melaksanakan pekerjaan yg efektif.
Delegasi wewenang mampu diartikan selaku penugasan wewenang & tanggung jawab formal organisasi pada orang lain, dlm hal ini karyawan. Wewenang dapat didelegasikan sesuai dgn prinsip skalar dr manajemen klasik, yg menyampaikan bahwa garis wewenang mesti ditetapkan dgn terperinci dr administrasi puncak hingga karyawan paling bawah. Sedangkan tanggung jawab tetap pada manajer yg mengutus wewenang. Karyawan yg memperoleh delegasi wewenang bertanggung jawab terhadap pekerjaan yg mesti dilakukan,sedangkan manajer bertanggungjawab dengan-cara keseluruhan kepada pekerjaan tersebut. Delegasi wewenang bukan merupakan pelepasan tanggungjawab.
Beberapa hambatan dr utusan wewenang :
1) Manajer barangkali enggan menyuruh wewenang lantaran, tak percaya akan kemempuan bawahan, & merasa bisa melakukan sendiri.
2) Karyawan kadang2 enggan menerima delegasi wewenang lantaran beberapa alasan, takut gagal, tidak ingin menanggung resiko.
Delegasi wewenang akan berhasil dgn baik bila Manajer :
a) Memutuskan pekerjaan mana yg akan didelegasikan, tak semua pekerjaan dapat didelegasikan, pekerjaan operasional yg berkala mampu didelegasikan dgn gampang,tetapi keputusan bikin pabrik baru tak mungkin didelegasikan begitu saja.
b) Memutuskan siapa yg akan memperoleh penugasan.Dalam hal ini beberapa pertimbangan mampu digunakan, waktu yg dipunyai oleh karyawan, kesanggupan karyawan,kesempatan yg akan dimanfaatkan karyawan.
c) Mendelegasikan peran. Tugas didelegasikan diikuti dgn keterangan & pertolongan wewenang yg cukup, & sedapat mungkin peran diberikan dlm bentuk hasil yg diharapkan.
d) Menetapkan feedback. Feedback berfaedah untuk memonitor perkembangan yg dicapai oleh bawahan.
SUMBER KEKUASAAN :
Ada lima dasar sumber kekuasaan yakni : ( Dari John French & B. Raven)
1. Kekuasaan imbalan, kekuasaan dgn kesanggupan untuk memberi imbalan.
2. Kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan dgn bahaya atau kemungkinan aturan
3. Kekuasaan sah, yaitu wewenang formal
4. Kekuasaan acuan, yakni kekuasaan dr impian akseptor dampak untuk memalsukan menjiplak pemberi imbas
5 Kekuasaan ahli, kekuasaan yg mempunyai pengetahuan akan bidang subyek yg spesifik & terbatas. Hal ini merupakan sumber berpeluang kekuasaan saja.