Sosok yg penuh kasih & pengorbanan. Ibu yaitu lambang dr cinta murni.
Pantun cinta Ibu ini ialah kumpulan pantun yg berisikan ungkapan cinta untuk ibu.
Juga berisi usulan-rekomendasi baik untuk berbakti maupun saran kehidupan.
Pantun cinta ibu tergolong pantun anjuran . Karena di dalamnya berisikan nilai-nilai adab.
Setiap bait dlm pantun kami, merupakan pantun orisinil. Kami membuatnya sendiri. Tidak menggandakan ataupun copas.
Oleh alasannya adalah itu, Anda mampu mencicipinya tanpa perlu ragu.
Daftar Isi
CINTA IBU SEPANJANG MASA
Belang hitam si anak rusa,
Makan rumput terasa gurih.
Cinta ibu sepanjang masa,
Tiada bermusim tiada pamrih.
Pergi ke payau dangkal airnya,
Dalam maritim tiada diduga.
Cinta ibu baka selamanya,
Rela berkorban jiwa & raga.
Wanita anggun pandai menyulam,
Membuat renda tak kepayahan.
Doa Ibu siang & malam,
Untuk anaknya mohonkan kebahagiaan.
Nikmat nian makan lemang,
Bolu nanas habis seloyang.
Waktu kecil gue ditimang,
Dibelai dgn kasih sayang.
Qorun kaya laksana raja,
Bertumpuk harta banyak emasnya.
Rela berkorban apa saja,
Demi kebahagiaan putra-putrinya.
Ikan sepat masak digoreng,
Ikan gabus lepas ke kolam.
Rindu ibu selalu mendongeng,
Sebelum tidur setiap malam.
PANTUN KASIH SAYANG UNTUK IBU
Senja tiba bermain layang,
Burung bangau berterbangan.
Dulu ditimang & disayang-sayang,
Saatnya kini berikan kebahagiaan.
Putih warna sarung sorban,
Dari pak haji patut diingat.
Dulu ibu banyak berkorban,
Kini saatnya membuatnya senang.
Jangan pergi ke selat Malaka,
Jika tak pandai mengarung ombaknya.
Jangan jadi anak durhaka,
Tak berterimakasih k’pada orang renta.
Sungguh indah kota Mekah,
Pada teman berikirim surat.
Ridha ibu menjinjing berkah,
Hidup bahagia dunia akhirat.
Beli satu mendapat dua,
Putih bulu sayap belibis.
Mengurus Ibu di masa tua,
Adalah tiket menuju surga.
Kain batik banyak sepeti,
Corak daun bunga melati.
Jadilah anak yg berbakti,
Perintah ibu dituruti.
Tuk Dalang duduk terdiam,
Jatuh tertidur hingga melena.
Walau harta setinggi gunung,
Durhaka pada ibu apalah guna.
PANTUN UNTUK IBU DAN AYAH
Bukit Tinggi tempat pertapa,
Jalan terjal banyak keloknya.
Karena kasih sayang ibu bapak,
ananda hidup dgn senang.
Pisau kecil namanya badik,
Perahu kecil gampang karam.
Sewaktu kecil senantiasa dididik,
Setelah dewasa barulah paham.
Kenangan kemudian tiba membayang,
Air mata mulai berjatuhan.
Disiplin bukan alasannya adalah tak sayang,
Ajaran Ibu Bapak kini kurasakan.
KASIH SAYANG KELUARGA
Makan tebu makan kelapa,
Tebu kecil berkerat-kerat.
Hormati Ibu serta Bapak,
Agar terhormat di dunia akhirat.
Kalau hujan pakailah payung,
Payung hitam murah harganya.
Walau harta setinggi gunung,
Durhaka pada Ibu apalah gunanya.
Panjat tebing panjang belimbing,
Jauh jalan ke kota Medan.
Hendaklah bapak jadi pembimbing,
Memberi saran serta acuan.
Jalan-jalan ke Tanjung Pinang,
Membeli kain ke kota Mataram.
Ibu laksana danau yg tenang,
Membuat rumah terasa tentram.
Jika ada durian runtuh,
Itulah tanda diambil boleh.
Jika anak taat & patuh,
Itulah tanda anah yg shaleh.
Mari berkebun buah naga,
Warna merah sedap rasanya.
Kasih sayang sesama keluarga,
Hidup senang senantiasa terasa.
PANTUN IBU TERSAYANG
Hujan turun angin melanda,
Kopi hangat di atas meja.
Rindu hati pada Ibunda,
Ingin dibelai & dimanja.
Sampan bahtera terikat tambang,
Burung lepas terbang terbang.
Sewaktu kecil senantiasa ditimang,
Hidup senang ada yg sayang.
Memang anggun Ibu ratu,
Cantiknya sungguh tiada banding.
Masakan ibu nomor satu,
Sedap rasanya tiada banding.
Cari walet ke dlm gua,
Jalan terjal alangkah susahnya.
Setiap hari selalu berdoa,
Semoga Ibu menerima rahmat-Nya.
PANTUN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA
Mentari terbit hari lah siang,
Berkokok ayam punya tetangga.
Ingatlah wahai ananda sayang,
Patuh pada Ibu pembuka nirwana.
Dari mana walang sangit,
Dari sawah banyak padinya.
Walau ilmu setinggi langit,
Tiada berbakti, apa gunanya.
Turun ke kali main ke rawa,
Lihat batu berbongkah-bongkah.
Berbakti pada orang renta,
Itulah permulaan hidup yg berkah.
Anak belanda makannya roti,
Main pisau main belati.
Jika hati orang bau tanah tersakiti,
Hidupmu sempit tiada bermakna.
Waktu kecil sering tertawa,
tertawa itu tanda senang.
Siapa yg durhaka pada orang bau tanah,
Niscaya susah selama-lamanya.
PANTUN UNTUK AYAH
Jagalah persepsi jagalah mata,
Jangan dibiarkan nanti berdosa.
Terimakasih wahai Ayah tercinta,
Bekerja keras untuk keluarga.
Bambu kuning sukar patah,
Baik dibuat menjadi galah.
Siang malam mencari nafkah,
Agar kami bisa sekolah.
Di ladang bertumpuk jerami,
Dibawa petani ke dlm pedati.
Wahai Ayah doakan kami,
Agar menjadi anak berbakti.