Pada Zaman Dahulu, Di Sebuah Negeri Ada Seorang Tua Yang Terkenal Akan Kepandaiannya Dan Kebijaksanaannya. Hampir Di Seluruh Negeri Orang Mengenalnya. Dialah Tempat Berkonsultasi Dan Dimintai Pendapat Suatu Hari, Sesaat Setelah Matahari Terbit, Ada Seorang Anak Kecil Yang Datang Kepadanya Untuk Bertanya Kepada Orang Bijak Tersebut. Anak Tersebut Datang Dengan Membawa Seekor Anak Ayam Yang Disembunyikan Di Balik Badannya. Kemudian, Anak Itu Langsung Bertanya Kepada Orang Bijak Tersebut. “Wahai Orang Tua Yang Bijak! Tahu Kah Kamu Apakah Anak Ayam Yang Aku Bawa Ini Dalam Keadaan Hidup Atau Mati?”. Sejenak Orang Tua Tersebut Terdiam Dan Merenung, Kemudian Ia Berkata, “Wahai Anak Kecil, Sesungguhnya Mati Dan Hidupnya Ayam Ini Tergantung Kamu Nak! Karena Kalau Saya Katakan Anak Ayam Ini Hidup, Maka Secepat Kilat Engkau Akan Mematahkan Leher Anak Ayam Tersebut. Tetapi Jika Saya Katakan Mati, Maka Engkau Akan Biarkan Anak Ayam Itu Dalam Keadaan Hidup Dan Memberikannya Kepada Saya.” Demikian Jawaban Dari Orang Tua Yang Bijaksana Tersebut.

Daftar Isi

Pada zaman dahulu, di sebuah negeri ada seorang renta yg terkenal akan kepandaiannya & kebijaksanaannya. Hampir di seluruh negeri orang mengenalnya. Dialah tempat berkonsultasi & dimintai pertimbangan Suatu hari, sesaat sesudah matahari terbit, ada seorang anak kecil yg datang kepadanya untuk bertanya pada orang bijak tersebut. Anak tersebut datang dgn membawa seekor anak ayam yg disembunyikan di balik badannya. Kemudian, anak itu langsung mengajukan pertanyaan pada orang bijak tersebut. “Wahai orang tua yg bijak! Tahu kah ananda apakah anak ayam yg gue bawa ini dlm keadaan hidup atau mati?”. Sejenak orang tua tersebut melamun & merenung, kemudian ia berkata, “Wahai anak kecil, sebetulnya mati & hidupnya ayam ini tergantung ananda nak! Karena kalau saya katakan anak ayam ini hidup, maka secepat kilat kamu-sekalian akan mematahkan leher anak ayam tersebut. Tetapi kalau saya katakan mati, maka kau-sekalian akan biarkan anak ayam itu dlm keadaan hidup & memberikannya pada saya.” Demikian tanggapan dr orang tua yg bijaksana tersebut.

Pertanyaannya ialah, apakah sopan santun dr tokoh tersebut? Tolong jawab secepatnya, ini untuk remedial dikumpulkan besok, sebelumnya terimakasih

Jawaban:

jawabannya ialah bijaksana

Pada zaman dulu, di sebuah negeri ada seorang tua yg populer akan kepandaiannya & kebijaksanaannya. Hampir di seluruh negeri orang mengenalnya. Dialah tempat berkonsultasi & dimintai usulan Suatu hari, sesaat sehabis matahari terbit, ada seorang anak kecil yg datang kepadanya untuk mengajukan pertanyaan pada orang bijak tersebut. Anak tersebut tiba dgn membawa seekor anak ayam yg disembunyikan di balik badannya. Kemudian, anak itu eksklusif bertanya pada orang bijak tersebut. “Wahai orang tua yg bijak! Tahu kah ananda apakah anak ayam yg gue bawa ini dlm kondisi hidup atau mati?”. Sejenak orang bau tanah tersebut termenung & merenung, kemudian ia berkata, “Wahai anak kecil, bahu-membahu mati & hidupnya ayam ini tergantung ananda nak! Karena kalau saya katakan anak ayam ini hidup, maka secepat kilat kau-sekalian akan mematahkan leher anak ayam tersebut. Tetapi kalau saya katakan mati, maka kau-sekalian akan biarkan anak ayam itu dlm keadaan hidup & memberikannya pada saya.” Demikian balasan dr orang tua yg bijaksana tersebut. Apakah amanat dr cerita tersebut?​

Jawaban:

mesti saling menolong dr setiap duduk perkara

bacalah cerita tersebut:

Pada zaman dahulu di suatu negeri ada seorang bau tanah yg populer akan kepandaiannya & kebijaksanaannya. Hampir di seluruh negeri orang mengenalnya. Dialah tempat berkonsultasi & dimintai pendapat. Suatu hari, sesaat sesudah matahari terbit, ada seorang anak kecil yg tiba kepadanya untuk mengajukan pertanyaan pada orang bijak tersebut. Anak tersebut tiba dgn membawa seekor anak ayam vang disembunvikan di balik badannya. Kemudian, anak itu pribadi bertanya pada orang bijak tersebut “Wahai orang renta yg bijak! Tahukah ananda apakah anak ayam yg gue bawa ini dlm kondisi hidup atau mati?” Sejenak orang renta tersebut melamun & merenung kemudian ia berkata, “Wahai anak kecil, bahu-membahu mati & hidupnya ayam ini tergantung kamu, Nak! Kalau saya katakan anak ayam ini hidup maka secepat kilat kau-sekalian akan mematahkan leher anak ayam tersebut. Akan tetapi, kalau saya katakan mati maka kamu-sekalian akan biarkan anak ayam itu dlm keadaan hidup & memberikannya pada saya. Demikian balasan dr orang tua yg bijaksana tersebut.

pertanyaan: Tuliskan struktur teks tersebut! Jawab:

tolong dong jgn asal asal yaa!!​

Jawaban:

kak boleh minta koinya awok awok awok

tuliskan kata kata bijak berbakti pada orang bau tanah​

Prang bau tanah yakni seseorang yg selalu disamping kita bila kota tak bisa membahagiakanya paling tak jangan menyusahkanya

buatlah kata kata bijak untuk orang bau tanah​

Jawaban:

kedua orangtua mampu menjadi pengingat akan kasih sayang ikhlas yg diberikan orangtua pada anak-anaknya. Hakekatnya, manusia dirasakan

Kata Mutiara untuk Kedua Orangtua

Akui Kesalahan & Perbaiki Perbesar

1. “Kadang kita terlalu sibuk untuk berkembang dewasa & lupa bahwa orangtua kita pula beranjak tua.” – Aqessa Aninda

2. “Kamu tahu, seorang Ayah mungkin akan pergi. Namu, setiap Ibu akan terus menemani.” – Asma Nadia

3. “Orangtua mana yg tidak ingin menunjukkan yg terbaik untuk anak-anaknya? Pasti tak ada, atau kalaupun ada, mungkin hanya nol koma sekian persen aja, dgn catatan mungkin ada yg salah dgn orangtua tersebut.” – Merry Maeta Sari

4. “Cara orangtua berbicara yaitu bunyi hati anak-anaknya kelak.” – Christian Simamora

5. “Demi anak, kadang orangtua rela melaksanakan hal terbelakang, lebih terbelakang dr apa yg dilaksanakan anak-anaknya.” – Rons Imawan

6. “Nggak ada orangtua yg ingin mencelakakan anaknya. Apapun yg dilaksanakan orangtua, senantiasa untuk kebaikan & kebahagiaan anak-anaknya.” – Netty Virgiantini

7. “Orangtua kadang sengaja akal-akalan tak tahu. Tapi punya insting atau radar yg luar biasa.”- Elektra Queen

8. “Semakin bertambah usia, semakin sadar bahwa orangtua sungguh sangat memiliki arti dlm setiap perjalanan ini.” – Boy Candra

9. “Ucapan pertama ialah doa. Begitu orangtua kecewa, maka yg terjadi adalah kebalikannya.” – Lea Agustina Citra

10. “Apa pun yg kita berikan pada orangtua tidaklah cukup untuk menggantian apa yg orangtua berikan pada kita.” – Nima Mumtaz

Baca Juga:  Wangsalan Arep Turu