Koleksi Pantun Cinta Melayu Klasik

Pantun Cinta Melayu Klasik ini dipersembahkan selaku salah satu cara melestarikan khazanah warisan luhur budaya Melayu.

Masyarakat Melayu tak dapat melepaskan diri pantun. Pantun menyelinap masuk ke upacara adab, dakwah agama, maupun kelakar sehari-hari.

Pantun Melayu merupakan sastra lisan paling populer. Kita dapat menemukan aneka macam bentuk pantun selaku cermin ketenaran pantun: Pantun Cinta, Pantun bawah umur, Pantun Jenaka, Pantun Perkawinan, Pantun Meminang, Pantun Berkenalan, Pantun Humor, Pantun Nasehat, & masih banyak lagi.

Pantun Cinta tergolong ke dlm kategori pantun muda. Pantun ini dibagi menjadi beberapa kategori.

  1. Pantun Berkenalan
  2. Pantun Berkasih-kasihan
  3. Pantun Berceraian
  4. Pantun Beriba Hati

Pertama kami persembahkan cuilan Pantun Cinta Melayu, yaitu Pantun Berkenalan. Pantun-pantun berikut diambil dr buku-buku Melayu Klasik. Bahasa & sastranya amat memukau, namun kita mesti arif masuk terlebih dahulu ke dlm zamannya.

Pantun Berkenalan tak senantiasa dlm arti berkenalan dengan-cara langsung. Ia bisa berbentukcara mengagumi seseorang dr kejauhan.

Dalam Layar Terkembang, terdapat adegan dimana seorang muda teruna & pemudi saling bertatap mata. Hal ini menenteng perasaan berdosa.

Tentunya dr latar belakang novel Layar Terkembang kita mampu melihat sopan santun serta akhlak para leluhur Melayu.

Pergaulan muda mudi tertata sedemikian rupa & dibalut norma-norma luhur sehingga maruah (kehormatan) tetap terjaga di lingkungan penduduk .

Selamat menikmati Pantun Cinta Melayu Klasik!


Pantun Berkenalan – Pantun Cinta Melayu Klasik

Arak-arak kelapa puan,
tak puan kelapa padi.
Harap benar hamba ke tuan
tak Tuan siapa lagi.

Ambil susu di pasar ikan
susu kambing di Kali Mati
Bukan lesu tak kurang makan
lesu alasannya adalah menahan hati.

Anak lebah main di rawa
ikan sepat di dlm karang
Rasanya badan tiada bernyawa
Sebelum mampu adinda sayang

Andang-andang padi sang nata
Putus benang lakukan tombak
Timbang-timbang apalah rasa
Lautan tenang gunung berombak

Ambil guni di Kali Mati
Tanah lapang kawasan komedi
Saya mati membela mati
takutkan tuan tiada sudi.

Ambil kain dibuat sumbu
Nasi santin dibuang-buang
Jangan dibentuk selaku tebu
air ditelan ampas dibuang

Ambil tangga saya ukiri
Anak Bandan bermain piring
Apa pula yg dipikiri
Sampailah badan kurus kering.

Ambil puan dr merinda
Pandan di Jawa saya robohkan
Jika tuan menjinjing adinda
Badan & nyawa saya serahkan

Anak badak di Tanjung Puan
buah kamboja dlm rimba
Berbedak beriangirlah tuan
biarlah kanda menjadi hamba

Api-api unggunan kandis
tumpah damar di kulit tengar
Laki-laki mulutnya manis
Jika bersumpah angan di dengar

Aku tutuh sebatang pinang
Ditimpa oleh sebatang padi
Ditembak oleh peluru petunang
Baru ditembak ular pun mati

Ambil sekin letakan jati
Tetak dgn kayu parasit
Supaya percaya dlm hati
Adinda jangan mendapat malu

Ambil puan di atas batu
Hendak berlayar ke pulau Jawa
Jika tuan berkata begitu
Esok hari Kakanda bawa

Ambil gantang dr Cikini
Orang membaca cerita perang
Untung apa macam begini
Untuk menjadi istilah orang

Anak agus dlm ayunan
Anak cecak hinggap di betung
Sungguh manis kain tenunan
Sayang sedikit bersambung-sambung

Ambil gendang di Kampung Jenis
Bunga melati di atas jendela
Makin dipandang makin manis
Sampai di hati merasa asing

Anak Islam memasarkan sepat
Daun miana di Pinangsia
Takutkan tuan orang yg dapat
Bagaimana nasib untung saya?

Ambil tawas di Kampung Jati
Ambil bendo potong jejamu
Belum puas rasanya hati
Jika Adinda belum berjumpa

Ambil sirih palitkan sedah
Ambil tilam di rumah bola
Kalau dikenang tempo yg telah
Hati di dlm menjadi asing

Anak gajah mandi di sumur
Ambil galam dlm perahu
Orang muda jangan takabur
ujian Allah siapa yg tahu

Ada gamelan berbunyi malam
Terdengar dr Kampung Kerukut
Saya mencari seputar alam
Tuan seorang yg sangat layak

Ambil dian pasang pelita
Anak dewa main di karang
Biar andai bermain mata
Jangan ketahuan di mata orang

Ambil tangga di batang temu
Anak lebah main di rawa
Belum pula mampu berjumpa
Rasanya tubuh tak bernyawa

Anak kuda di papan rata
Ambil kikir dgn gergaji
Jikalau saya telah berkata
Tidaklah saya mungkirkan kesepakatan

Next Pantun Berkenalan … 

Baca Juga:  Kata Bijak Ridha Dalam Tuhan