Kata Bijak Matematika

Daftar Isi

Hukuman Manis Buat Arya
Arya bangun di ruang makan. Sebentar-bentar ia mengintip ke ruang kerja ayahnya. Ruangan itu sungguh tenteram. Arya & Asri betah berlama-usang membaca di situ. Ibu Arya yg seorang guru, pula sering mengoreksi soal-soal ulangan di situ.
Sekarang ini lampu ruangan itu mati. Ayah belum sempat menggantikan dgn lampu baru. Arya mengintip sekali lagi. Namun, ia tak mampu melihat dgn terang alasannya ruangan itu agak gelap. Sore itu tak ada seorangpun di rumah kecuali Arya. Arya muai gelisah. Ia ingin sekali masuk ke ruangan itu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh dering telepon. Ternyata dr Dani, sobat sekelasnya.
“Kalau ananda tak mampu menemukannya, bermakna ananda ingkar kesepakatan. Dasar pengecut!” kata Dani dgn bunyi keras.
“Tapi, Dan . . .” jawab Arya nervous.
“Belum sempat Arya menjelaskan kalimatnya, telepon sudah ditutup Dani. Arya lalu berjalan menuju ruang mencar ilmu. Besok ibu akan memberi ulangan matematika. Di ruang itulah lazimnya Ibu menyiapkan soal-soal ulangan. Perlahan-lahan dibukanya pintu ruangan itu. Berkas sinar lampu dr ruang makan menerobos masuk.
“Itu dia!” gumam Arya gembira.
Sebuah buku tergeletak di meja. Tampak ada sehelai kertas terselip di dalamnya. Arya tahu benar bahwa mengintip soal sebelum ulangan adalah curang. Namu ajukan Dani terngiang-ngiang di telinganya.
Dengan gemetar, diambilnya kertas itu dr atas meja. Lega rasanya begitu melihat bahwa kertas itu sungguh-sungguh soal ulangan matematika. Rasa takut kembali timbul di hatinya. “Pengecut, pengecut!” Mengingat perkataan Dani itu Arya menjadi nekat membawa kertas itu keluar. Secepat kilat ia lari ke ruang televisi menghubungi Dani.
Keesokan harinya ulangan Matematika berlangsung sesuai agenda.
“Ya ampun, soalnya persis sekali!” seru Arya dlm hati.
Dia sukses menyelesaikan soal ulangan dlm waktu dua puluh menit. Tatkala ia menyerahkan lembar jawaban, semua anak memandang keheranan padanya. Arya tersenyum & Dani membalas dgn mengedipkan sebelah matanya.
Sore harinya, dikala Arya pulang ke tempat tinggal ia menerima suatu kejutan.
“Arya, Ibu punya kejutan buatmu!” seru Ibu gembira.
“Wow, chiken pie!” teriak Arya. “Makasih, Bu!” seru Arya lagi.
Saat makan malam datang, dgn bangga Ibu menceritakan kedigdayaan anaknya.
“Ayah, Arya mendapat nilai Matematika paling tinggi di kelas, lo!” seru Ibu.
“Wah, andal! Anak istimewa mesti mendapat kado istimewa” timpal Ayah.
“Aku pula mau kasih mas Arya kado. Tapi diam-diam!”Astri adik Arya.
Arya menutup verbal dgn tangannya. Alisnya agak terangkat.ia menjadi salah tingkah. Ia aib & merasa sungguh bersalah. Arya karenanya menundu & berkata lirih.
“Maaf, Bu. Saya membaca soal ulangan Matematika itu tadi malam,” air mata menggenang di pelupuk matanya.
Ibu memeluknya dgn lembut & berkata, “Hmm, Ibu senang karenanya ananda mengaku. Tapi kenapa kau lakukan itu? Ada yg menyuruhmu?” desak Ibu lembut.
“Ti . . . tidak, Bu!” sahut Arya cepat, tetap menunduk.
“Memang serba salah jadi anak guru, ya?”Ibu menyelidik halus.
“Mmm . . . sebetulnya jikalau gue berani, hal ini tak akan terjadi, Bu,” jawab Arya memberanikan diri.
Ibu tersenyum mendengar jawaban anaknya. “Sebenarnya Ibu curiga sejak tadi malam. Kau tak menyelipkan kembali soal Matematika itu pada halaman semua,” jelas Ibu bijak. “Dan Ibu tambah curiga melihat gerak-gerik Dani saat menyerahkan soal. Tapi sudahlah, ananda kan sudah mengakui kesalahanmu,” ucap ibu. apa daya tarik dr a. tema b.alur c. penokohan d. setting e. gaya bahasa?

a.tema = kejujuran arya dlm mengakui kesalahan .
b.alur= alur maju
c.penokohan=ibu pemaaf,arya jujur,dani egois dn jahat,asri baik hati,ayah murah hati .
d.setting = waktu (sore ,pagi,dan malam hari)
kawasan(ruang makan,ruang kerja,ruang televisi ,dan kelas)
suasana(ketakutan,panik)
e.gaya bahasa = hiperbola(Secepat kilat)

Baca Juga:  SEJARAH MERUPAKAN ILMU YANG UNIK KARENA SEJARAH…..

:))

Hukuman Manis Buat Arya

Arya bangkit di ruang makan. Sebentar-sebentar ia mengintip ke ruang kerja ayahnya. Di ruangan itu tersimpan buku-buku koleksi ayahnya. Ruangan itu dialasi tikar lampit Kalimantan. Sangat nyaman. Arya & Astri betah berlama-lama membaca di situ. Ibu Arya yg seorang guru, pula sering mengoreksi soal-soal ulangan di situ.

Sekarang ini lampu ruangan itu mati. Ayah belum sempat menggantikan dgn lampu gres. Arya mengintip sekali lagi. Namun ia tak mampu menyaksikan terperinci sebab ruangan itu agak gelap. Sore itu tak ada seorang pun di rumah kecuali Arya. Ayah & ibu mengantar Astri ke dokter gigi. Arya mulai gelisah. Ia ingin sekali masuk ke ruangan itu. Tiba-datang ia dikejutkan oleh dering telepon. Ternyata dr Dani, sahabat sekelasnya.

“Kalau ananda tak bisa menemukannya, berarti ananda ingkar janji. Dasar pengecut!” kata Dani dgn bunyi keras.

“Tapi Dan…” jawab Arya gugup.

Belum sempat Arya menyelesaikan kalimatnya, telepon sudah ditutup Dani. Arya kemudian berjalan menuju ruang berguru. Besok Ibu akan memberi ulangan matematika. Di ruang itulah lazimnya Ibu menyiapkan soal-soal ulangan. Perlahan-lahan dibukanya pintu ruangan itu. Berkas sinar lampu dr ruang makan menerobos masuk.

“Itu ia!” gumam Arya gembira. Sebuah buku tergeletak di meja. Tampak ada sehelai kertas terselip di dalamnya. Arya tahu benar bahwa mengintip soal sebelum ulangan adalah perbuatan curang. Namun olok-olokan Dani terngiang-ngiang di telinganya.

Arya mempesona napas panjang & berkata pada dirinya sendiri, “Aku bukan pengecut. Aku mesti mengambilnya!”

Dengan gemetar, diambilnya kertas itu dr atas meja. Lega rasanya begitu menyaksikan bahwa kertas itu benar-benar soal ulangan matematika. Rasa takut kembali timbul di hatinya. “Pengecut, pengecut!” Mengingat kata-kata Dani itu, Arya menjadi nekat menjinjing kertas itu keluar. Secepat kilat ia lari ke ruang TV menelepon Dani.

“Hebat!” teriak Dani. Arya lalu membacakan soal matematika itu & Dani mencatatnya.

“Terima kasih, Arya. Besok kutraktir es krim Mas Doto deh!” seru Dani riang. Arya tertegun sejenak. ia kemudian lari ke ruang belajar & menyimpan kembali kertas soal itu.

Baru saja Arya hendak menutup pintu ruang berguru, terdengar suara mobil Ayah di depan rumah. “Hmmm, untung sudah beres,” gumamnya perlahan.

Keesokkan harinya ulangan matematika berjalan sesuai acara.

“Ya ampun, soalnya persis sekali!” seru Arya dlm hati. Dani berhasil menuntaskan soal ulangan dlm waktu dua puluh menit. Tatkala ia menyerahkan lembar jawaban, semua anak menatap keheranan padanya. Arya tersenyum & Dani membalas dgn mengedipkan sebelah matanya.

“Kau adalah sahabatku yg paling baik di dunia!” ucap Dani ketika mereka menikmati es krim di bawah pohon. Arya tersipu.

Sore harinya, saat Arya pulang ke tempat tinggal,

“Arya, Ibu punya kejutan buatmu!” seru Ibu gembira.

“Wow, chicken pie!” teriak Arya. “Makasih, Bu!” seru Arya lagi.

Saat makan malam tiba, dgn gembira Ibu menceritakan kedahsyatan anaknya. “Ayah, Arya mendapat nilai matematika paling tinggi di kelas, lo!” seru Ibu.

“Wah mahir! Anak istimewa mesti mendapat kado istimewa! ” timpal Ayah.

“Aku pula mau kasih Mas Arya hadiah. Tapi belakang layar!” ucap Astri, adik Arya.

Arya menutup ekspresi dgn tangannya. Alisnya agak terangkat. Ia menjadi salah tingkah. Ia aib & merasa sangat bersalah. Arya jadinya menunduk & berkata lirih,

“Maaf, Bu. Saya membaca soal ulangan matematika itu tadi malam,” air mata menggenang di pelupuk matanya.

Ibu memeluknya dgn lembut & berkata, “Hmm, Ibu senang risikonya ananda mengaku. Tapi kenapa kau lakukan itu? Ada yg menyuruhmu?” desak Ibu lembut.

“Ti…tidak, Bu!” sahut Arya cepat, tetap menunduk.

“Memang serba salah jadi anak guru, ya?” Ibu menyelidik halus. “Mmm…bantu-membantu bila gue berani, hal ini tak akan terjadi, Bu,” jawab Arya memberanikan diri.

Ibu tersenyum mendengar jawaban anaknya. “Sebenarnya Ibu curiga sejak tadi malam. Kau tak menyelipkan kembali soal matematika itu pada halaman semula,” terang Ibu bijak. “Dan Ibu tambah curiga menyaksikan gerak-gerik Dani dikala menyerahkan soal. Tapi sudahlah, ananda kan sudah mengakui kesalahanmu,” ucap Ibu lagi.

“Kaprikornus, bantu-membantu Ibu sudah tahu semenjak tadi malam?” Arya keheranan.

Ibu tersenyum mengangguk.

“Lo…kenapa Mas Arya tak pribadi dimarahi, Bu?” tanya Astri. Ayah tertawa sambil mengacak-acak rambut Astri,

“Kamu tuh paling suka jika Mas Arya dihukum!”

“Menghukum seseorang itu tak harus selalu dgn murka-murka!” Ibu menjelaskan.

“Bu, Arya lebih baik dimarahi habis-habisan ketimbang diperlakukan dgn baik begini,” sergah Arya.

“Akh kamu! Sudah salah malah nawar-nawar!” sahut Ayah sambil tertawa.

Arya menghela nafasnya. Tiba-datang Ayah menyeletuk, “Astri, sini chicken pie nya. Ayah habiskan saja deh!” Astri & Arya berbarengan lari menuju lemari makan, & berteriak,

“Jangan dooong!” Ayah & Ibu tertawa menyaksikan tingkah kedua anaknya. ***

Pesan moralnya apaaa yaaaa? Cepat ya bsk dikumpul

Kita Harus mengakui kesalahan yg Kita kerjakan, Jangan Sekali Sekali Kita menyembunyikan kesalahan yg pernah Kita kerjakan

ringkaslah cerpen berikut

Arya bangun di ruang makan. Sebentar-sebentar ia mengintip ke ruang kerja ayahnya. Di ruangan itu tersimpan buku-buku koleksi ayahnya. Ruangan itu dialasi tikar lampit Kalimantan. Sangat tenteram. Arya & Astri betah berlama- lama membaca di situ. Ibu Arya yg seorang guru, pula sering mengoreksi soal- soal ulangan di situ. Sekarang ini lampu ruangan itu mati. Ayah belum sempat menggantikan dgn lampu baru.

Arya mengintip sekali lagi. Namun, ia tak mampu menyaksikan terperinci sebab ruangan itu agak gelap. Sore itu tak ada seorang pun di rumah kecuali Arya. Ayah & ibu mengantar Astri ke dokter gigi. Arya mulai bingung. Ia ingin sekali masuk ke ruangan itu. Tiba-datang ia dikejutkan oleh dering telepon. Ternyata dr Dani, teman sekelasnya.

”Kalau ananda tak bisa menemukannya, berarti ananda ingkar komitmen. Dasar pengecut!” kata Dani dgn suara keras.

”Tapi Dan…” jawab Arya nervous.

Belum sempat Arya menuntaskan kalimatnya, telepon sudah ditutup Dani. Arya lalu berjalan menuju ruang berguru. Besok Ibu akan memberi ulangan matematika. Di ruang itulah umumnya Ibu menyiapkan soal-soal ulangan. Perlahan-lahan dibukanya pintu ruangan itu. Berkas sinar lampu dr ruang makan menerobos masuk.

”Itu ia!” gumam Arya gembira. Sebuah buku tergeletak di meja. Tampak ada sehelai kertas terselip di dalamnya. Arya tahu benar bahwa mengintip soal sebelum ulangan adalah perbuatan curang. Namun, ejekan Dani terngiang- ngiang di telinganya.

Arya mempesona napas panjang & berkata pada dirinya sendiri, ”Aku bukan pengecut.

Aku mesti mengambilnya!”

Dengan gemetar, diambilnya kertas itu dr atas meja. Lega rasanya begitu menyaksikan bahwa kertas itu betul-betul soal ulangan matematika. Rasa takut kembali timbul di hatinya. ”Pengecut, pengecut!” Mengingat kata-kata Dani itu, Arya menjadi nekat membawa kertas itu keluar. Secepat kilat ia lari ke ruang keluarga menelepon Dani.

”Hebat!” teriak Dani. Arya lalu membacakan soal matematika itu & Dani mencatatya.

”Terima kasih, Arya. Besok kutraktir es krim Mas Doto deh!” seru Dani riang. Arya terkesima sejenak. ia kemudian lari ke ruang belajar & menyimpan kembali kertas soal itu.

Baru saja Arya hendak menutup pintu ruang mencar ilmu, terdengar suara mobil

Ayah di depan rumah. ”Hmmm, untung sudah beres,” gumamnya perlahan.

Keesokkan harinya ulangan Matematika berlangsung sesuai acara. ”Ya ampun, soalnya persis sekali!” seru Arya dlm hati. Dani sukses menuntaskan soal ulangan dlm waktu dua puluh menit. Tatkala ia menyerahkan lembar jawaban, semua anak menatap keheranan padanya. Arya tersenyum & Dani membalas dgn mengedipkan sebelah matanya.

”Kau yaitu sahabatku yg paling baik di dunia!” ucap Dani dikala mereka menikmati es krim di bawah pohon. Arya tersipu.

Sore harinya, ketika Arya pulang ke rumah,

”Arya, Ibu punya kejutan buatmu!” seru Ibu gembira.

”Wow, chicken pie!” teriak Arya. ”Makasih, Bu!” seru Arya lagi.

Saat makan malam datang, dgn gembira Ibu menceritakan kecanggihan anaknya.

”Ayah, Arya mendapat nilai Matematika paling tinggi di kelas, lo!” seru Ibu. ”Wah hebat! Anak istimewa mesti mendapat hadiah istimewa!” timpal Ayah.

”Aku pula mau kasih Mas Arya hadiah. Tapi rahasia!” ucap Astri, adik Arya. Arya menutup verbal dgn tangannya. Alisnya agak terangkat. Ia menjadi

salah tingkah. Ia aib & merasa sungguh bersalah. Arya jadinya menunduk dan

berkata lirih,

”Maaf, Bu. Saya membaca soal ulangan Matematika itu tadi malam,” air mata menggenang di pelupuk matanya.

Ibu memeluknya dgn lembut & berkata, ”Hmm, Ibu senang kesudahannya ananda mengaku. Tapi kenapa kau lakukan itu? Ada yg menyuruhmu?” desak Ibu lembut.

”Ti…tidak, Bu!” sahut Arya cepat, tetap menunduk.

”Memang serbasalah jadi anak guru, ya?” Ibu menyelidik halus.

”Mmm…bahwasanya bila gue berani, hal ini tak akan terjadi, Bu,” jawab

Arya memberanikan diri.

Ibu tersenyum mendengar jawaban anaknya. ”Sebenarnya Ibu curiga semenjak tadi malam. Kau tak menyelipkan kembali soal matematika itu pada halaman semula,” terang Ibu bijak. ”Dan Ibu tambah curiga melihat gerak-gerik Dani dikala menyerahkan soal. Tapi sudahlah, ananda kan sudah mengakui kesalahanmu,” ucap Ibu lagi.

”Makara, sebenarnya Ibu sudah tahu semenjak tadi malam?” Arya keheranan. Ibu tersenyum mengangguk.

”Lo…mengapa Mas Arya tak eksklusif dimarahi, Bu?” tanya Astri. Ayah tertawa sambil mengacak-acak rambut Astri,

”Kamu tuh paling suka bila Mas Arya dihukum!”

”Menghukum seseorang itu tak harus senantiasa dgn murka-murka!” Ibu menjelaskan.

”Bu, Arya lebih baik dimarahi habis-habisan ketimbang diperlakukan dgn baik begini,” sergah Arya.

”Akh, kau! Sudah salah malah nawar-nawar!” sahut Ayah sambil tertawa. Arya menghela napasnya. Tiba-tiba Ayah menyeletuk, ”Astri, sini chicken pie-nya. Ayah habiskan saja deh!” Astri & Arya bersama-sama lari menuju lemari makan, & berteriak,

”Jangan dooong!” Ayah & Ibu tertawa melihat tingkah kedua

Jawaban:

Dani menyuruh Arya mengambil soal yg sudah disiapkan ibu Arya untuk ulangan Matematika besok, Arya pun melakukan permintaan temanya alasannya ia tak ingin di cap selaku pengecut.

Dan benar saja esok hari soal yg di ambil Arya dgn ulangannya sama persis alhasil nilai mereka berdua anggun.

saat hingga di rumah Arya mengaku perbuatanya pada ibunya, ibunya pun tak memarahinya cuma saja ibunya bahagia alasannya anaknya jujur mengakui kesalahan yg sudah ia lakukan.

Buatlah obrolan sederhana menurut situasi

1. teman anda memiliki ilham untuk membantu korban bencana alam. anda setuju dgn idenya. apa yg akan anda berdu katakan ?

A :

B :

2. sobat anda berfikir bahwa matematika adalah pelajaran yg susah. anda tak baiklah dgn pendapatnya. apa yg akan anda berdua katakan ?

A :

B :

3. pamanmu berkata bahwa “kejujuran yakni kebijakan terbaik”. anda baiklah dgn pernyataannya. apa yg akan anda berdua katakan ?

A :

B :

4. kakekmu berfikir bahwa teknologi modern lazimnya memiliki imbas negatif. and tak baiklah dgn pendapatnya. apa yg akan anda berdua katakan ?

A :

B :

5. teman anda ingin bergabung dgn lomba pidato bahasa inggris. anda baiklah dgn pendapatnya. apa yg akan anda katakan ?

A :

B :

tolong bantuannya ya ..

setiap 1 soal 2 percakapan

A. Saya punya ilham , kita bantu saja korban petaka
B. Boleh kenapa tak

plis jawab ntar ada deh imbalannya plis pastikan cara menyusun dr kata C I N T A
A.dimulai dr abjad vokal
B.dimulai dr abjad konsonan
ini bukan soal pilihan ganda ya ini disuruh menjawab satu satu pakai cara ya mohon dibantu dong ini soal matematika ya gimana rumus sama cara pengerjaannya contoh menjawabnya mirip yg digambar mohon bbantuu
kalo bocah mau dapet point’ point’ doang ngga usah jawab ya tolong paham sama soalnya dibaca lagi ,ini orang lagi mau cepet cepet tolong bantu ya & kalo jawab jangan ngasal ,tau attitude kan sama orang bau tanah makasih bijaklah dlm memanfaatkan aplikasi ​

bentar ia mengintip ke ruang kerja ayahnya Kata Bijak Matematika

Penjelasan dgn langkah-langkah:

A. karakter vokal

C I N T A

–> terdapat 2 aksara vokal, gunakan satu karakter karna huruf vokalnya ada 2,jadi letakkan angka 2

–> sisa abjad-karakter nya ada 4, jadi letakkan angka 4

–> sisa aksara berikutnya ialah 3 , jadi letakkan angka 3

–> sisa huruf selanjutnya adalah 2, jadi letakkan angka 2

–> sisa abjad selanjutnya yakni 1, jadi letakkan angka 1

–> kalikan semua angka yg sudah didapat

dan dapat hasilnya yakni :

2 × 4 × 3 × 2 × 1 = 48

B. abjad konsonan

C I N T A

–> abjad konsonan ada 3, jadi letakkan angka 3 pada baris pertama

–> sesudah satu abjad dipakai,sisa 4 aksara, jadi letakkan angka 4

–> sisa 3 aksara, jadi letakkan angka 3

–> sisa 2 abjad,jadi letakkan angka 2

–> sisa 1 aksara, jadi letakkan angka 1

–> kalikan semua angka itu

kemudian didapati hasilnya :

3 × 4 × 3 × 2 × 1 = 72