Bacalah Teks Bacaan Berikut!

Daftar Isi

Bacalah teks bacaan berikut!
Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu renta, saatnya gue turun tahta, ananda patut mengambil alih gue alasannya adalah ananda mempunyai sikap yg bijak & tanggung jawab,”kata Prabu Tapa.Purbasari mempunyai abang yg bernama Purbararang.Ia tak setuju adiknya diangkat mengambil alih ayahnya.”Aku putri sulung semestinya Ayahanda memilih gue selaku penggantinya,”gerutu Purbararang pada tunangannya yg bernama Indrajaya.Kemarahannya yg sudah memuncak membuanya ingin mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memantrai Purbasari.Nenek sihir itu memantrai Purbasari, sehingga saat itu pula datang tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam.
Tuliskan komentar yg sesuai dgn isi teks tersebut!
JAWAB;​

jangan karena mengambil alih tahta,berpikir untuk mencelakan saudaranya sendiri

Baca Juga:  23 Pesan Tersirat Penting Untuk Wirausaha Pemula (Seri Kiat Memulai Bisnis, Bab 1)

Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah
terlalu tua, saatnya gue turun tahta, ananda layak menggantikan gue karena ananda mempunyai
perilaku yg bijak & tanggung jawab,” kata Prabu Tapa Agung Purbasari mempunyai abang yang
berjulukan Purbararang, la tak setuju adiknya diangkat mengambil alih ayah mereka. “Aku putri
sulung, semestinya ayahanda memilih gue selaku penggantinya,” gerutu Purbararang kepada
tunangannya yg berjulukan Indrajaya. Kemarahannya yg sudah memuncak membuatnya
ingin mencelakakan adiknya, la menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari
Nenek sihir itu memanterai Purbasari, sehingga saat itu pula tiba-datang kulit Purbasari menjadi
bertotol-totol hitam.
Apakah komentar yg sesuai dgn isi teks tersebut?!​

Pendapat saya: sesuai hukum dr dari dahulu, sebaiknya Purbararang, sebagai anak sulung, adalah pengganti Prabu Tapa Agung. Tetapi kalau memang berdasarkan Prabu Tapa Agung Purbasarilah yg pantas menggantikannya Purvararang tak boleh mencelakai Purbasari.

cerpen: ke rumah presiden
Adik perempuanku senantiasa berguru dgn bersungguh-sungguh. Ingin berjumpa Presiden, katanya. Walaupun baru kelas III Sekolah Dasar, setiap gue bangun pagi buta untuk mencar ilmu, Adik ngotot ingin belajar juga. Tatkala gue tak membangunkan alasannya tak tega mengusik tidur pulasnya, Adik malah murka besar bahkan disertai isak tangis. Entah apa motifnya. Karena ingin menyaingiku atau mungkin kata-kata Ayah yg sudah memacu semangatnya.

Waktu itu, satu tahun yg lalu dikala Ayah gres pulang kerja. Seperti biasa, Ibu, Aku & Adik menanti Ayah tersayang di ruang tengah sambil nonton TV bareng . Saat Ayah memasuki ruangan, kami menyambut dgn bergantian menceritakan apa yg kami lakukan seharian itu.
“Yah… tadi Kakak ketemu Bapak gubernur, Kakak pula bisa salim* sama foto-foto…” Senyum gembira Ayah membuatku yg meskipun sudah memasuki kelas I Sekolah Menengan Atas, makin manja.
“Eh iya, Kakak menang apa?” Tanya Ayah ramah.
“Lomba Karya Tulis Ilmiah, Yah… Tingkat Provinsi… Seneng deh mampu ngobrol sama Bapak Gubernur eksklusif, nggak cuma lihat dr TV…” Jawabku ria.
“Wah, Kakak memang juara, luar biasa!” Puji dr Ayah.
“Adik pula bisa kan, Yah? Ketemu Bapak Presiden malahan!” Celetukan Adik sering membuatku geli.
“Mimpi…” Gurauku menggoda Adik.
“Siapa bilang. Adik bisa kok. Orang lazimmenegur sapa alasannya apa? Karena kenal kan? Begitu pula dgn Presiden. Adik bisa bertemu dgn Presiden, kalau Presiden mengenal Adik. Presiden akan mengenal Adik, kalau Adik memperkenalkan diri. Karena itu, Adik harus mencar ilmu dgn rajin. Supaya mampu mengenalkan diri ke Presiden melalui prestasi-prestasi yg sukses Adik raih. Oke, Sayang…” Sambil mengelus rambut Adik, Ayah selalu bisa menjawab pertanyaan Adik dgn bijak.

Sejak malam itu, pergantian Adik sungguh drastis. Semakin giat belajar. Semangatnya begitu menggebu hingga membuat Ibu khawatir. Hem, berjumpa presiden? Mungkin tak ya? Untuk bertemu Walikota yg tetangga satu perumahan saja susahnya minta ampun, terlebih berjumpa Presiden…
Tapi, kata menyerah tak tersirat sedikitpun di tampang Adik. Adik tetap belajar & mencar ilmu. Nilai akademiknya pun melambung. Bakat menjadi mayoret drum band di SDnya pula terasah dgn baik. Berbagai kejuaraan mulai dr kontes antar sekolah, karnaval 17 Agustus, peringatan HUT kota, sampai HUT Bhayangkara disabet grupnya. Adik berambisi mencetak prestasi yg membuat Presiden menoleh padanya.

Melihat kesungguhan Adik, Ayah mempunyai rencana. Liburan sekolah kali ini, keluarga kami pergi ke suatu tempat yg Ayah rahasiakan. Di sepanjang jalan, Adik memandangi pepohonan yg bergerak bertentangan arah malalui kaca kendaraan beroda empat hasil jerih payah Ayah. Adik nampak heran, kemana mobil yg dikendarai Ayah ini akan berhenti.
“Kita mau kemana sih, Yah?” Di puncak keingin tahuannya, Adik bertanya.
“Ke rumah Presiden” Jawab ayah singkat.
“Yang bener, Yah?” Timpalku tak percaya.
“Lho, masak bohong?” Ayah balik Tanya untuk meyakinkan.
“Horreee…” Sorak Adik bahagia.

Akhirnya kami hingga di kawasan tujuan. Banyak dipajang foto, semerbak bacin bunga & kerumunan orang, pasti itu kesan pertama Adik. Ayah mengajak kami duduk, kemudian dua buku kecil dipindah tangankan kepadaku & Adik. Ayah mencium kening kami berdua, menciptakan rasa sayangku makin melimpah. Tak usang sehabis itu, Ayah membelai rambut Adik.
“Sayang, disini raga soseorang yg dulu pernah menjadi Presiden dimakamkan. Adik harusnya senang mampu berkunjung ke rumah terakhirnya & mampu mendo’akannya. Ayah senang tahu Adik belajarnya betul-betul , tapi kalau berlebihan pula tak baik. Adik mengerti kan?” Pelan-pelan Ayah menjelaskan maksudnya.
Anggukan Adik menjawab pertanyaan Ayah. Bersama-sama, kami membuka buku Yasin & Tahlil yg Ayah berikan. Ayah memimpin kami berdo’a. Ibu, Aku, & Adik dgn khusyu’ mendo’akan mantan Presiden yg pernah berjasa untuk negeri ini.
Sesampainya kembali di mobil, Adik menghampiri Ayah.
“Kaprikornus gres mampu ke tempat tinggal Presiden kalau Presidennya sudah wafat ya, Ayah?” Kali ini Ayah bingung menjawab pertanyaan polos Adikku.

7. Pada cerpen pastikan komponen instrinsik yaitu
1. tema
2. latar
3. sudut pandang
4. tokoh & perwatakan
5. nilai
6. pesan moral
7. argument untuk cerpen

Jawaban:

tema: ke rumah presiden

latar: Di Rumah

tokoh & tabiat: ria (kakak): baik

                            adik: percaya diri & rajin

                            ayah: bijak & penyemangat

pesan moral: kita harus senantiasa bersungguh-sungguh belajar  

klo ada jawaban yg saya ilangin maaf soalnya saya tak mampu menjawab masih kelas 4

Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “ Aku sudah terlalu tua, saatnya gue turun tahta, ananda pantas mengambil alih gue alasannya ananda mempunyai perilaku yg bijak & tanggung jawab,” kata Prabu Tapa. Purbasari mempunyai kakak yg bernama Purbararang. Ia tak oke adiknya diangkat mengambil alih ayah mereka. “Aku putri sulung, sebaiknya ayahanda memilih gue sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yg berjulukan Indrajaya. Kemarahannya yg sudah memuncak menjadikannya ia ingin mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterahi Purbasari sehingga saat itu pula tiba-datang kulit Purbasari menjadi bertutul-tutul hitam. Komentar yg tepat terhadap isi teks di atas adalah … *

A. Seharusnya seorang ayah tak pilih kasih pada anak-anaknya.

B. Seharusnya seorang kakak memiliki sifat bijak & sayang pada adiknya.

C. Seharusnya Purbararang tak bercerita pada tunangannya, Indrajaya.

D. SeharusnyaPurbasari tak pergi ke hutan, tetapi tetap berada di istana.

Jawaban:

B. Seharusnya seorang kakak mempunyai sifat bijak & sayang pada adiknya.

1) Bacalah teks bacaan berikut!

Prabu Tapa Agung menunjuk Purbasar, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu
tua, saatnya gue turun tahta, ananda patut mengambil alih gue alasannya adalah ananda mempunyai perilaku yang
bijak & tanggung jawab,” kata Prabu Tapa. Purbasari memiliki kakak yg berjulukan Purbararang.
la tak oke adiknya diangkat menggantikan ayahnya. “Aku putri sulung sebaiknya Ayahanda
menentukan gue sebagai penggantinya.” gerutu Purbararang pada tunangannya yg bernama
Indrajaya. Kemarahannya yg sudah memuncak membuatnya ingin mencelakakan adiknya, la
menemui seorang nenek sihir untuk memantral Purbasari. Nenek sihir itu memantrai Purbasari,
sehingga saat itu pula datang-datang kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam.

Tuliskan komentar yg sesuai dgn isi teks tersebut!
Jawab:

Jawaban: komentar yakni suatu kritikan & nasehat

Penjelasan:jadi, jawabannya menurut AQ sih… Purbabararang sangatlah jahat, ia sampai mencelakakan adiknya purbasari alasannya untuk mendapatkan tahta. Ia pula tak baiklah saat ayahnya menunjuk Purbasari selaku pewaris tahta. Dan kesudahannya purbabararang meminta santunan pada nenek sihir, akhirnya kulit Purbasari menjadi totol totol hitam. Kita boleh tak suka orang lain. Tpi, jangan hingga mencelakakan nya