Bacaan Qs Al-Maidah Ayat 48 Beserta Terjemahan Dan Tafsirnya

Bacaan QS Al-Maidah Ayat 48 Beserta Terjemahan & Tafsirnya

Rizalhadizan.com – Berikut bacaan Surat Al-Maidah ayat 48 beserta terjemahan & tafsir.

Surat Al-Maidah merupakan surat ke-5 dlm Al Quran, terdiri dr 120 ayat.

Surat Al-Maidah artinya sajian.

Bacaan, terjemahan, & tafsir Surat Al-Maidah ayat 48, dikutip dr quran.kemenag.go.id :

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ 

wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi muṣaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan ‘alaihi faḥkum bainahum bimā anzalallāhu wa lā tattabi’ ahwā`ahum ‘ammā jā`aka minal-ḥaqq, likullin ja’alnā mingkum syir’ataw wa min-hājā, walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākil liyabluwakum fī mā ātākum fastabiqul-khairāt, ilallāhi marji’ukum jamī’an fa yunabbi`ukum bimā kuntum fīhi takhtalifụn.

Arti Terjemahan Surat Al-Maidah ayat 48 :

Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dgn (menjinjing ) kebenaran selaku pembenar kitab-kitab yg diturunkan sebelumnya & selaku penjaganya (teladan kebenaran terhadapnya).

Maka, putuskanlah (masalah) mereka menurut aturan yg diturunkan Allah & janganlah kamu-sekalian mengikuti hawa nafsu mereka dgn (meninggalkan) kebenaran yg telah tiba kepadamu.

Untuk setiap umat di antara ananda Kami berikan aturan & jalan yg jelas.

Seandainya Allah menginginkan, niscaya ia menjadikanmu satu umat (saja).

Akan namun, Allah hendak mengujimu wacana karunia yg telah ia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dlm berbuat kebaikan.

Hanya pada Allah ananda semua kembali, lalu ia memberitahukan kepadamu apa yg selama ini ananda perselisihkan.

Tafsir & Kandungan Al-Maidah ayat 48:

Baca Juga:  Kumpulan Quotes Atau Kutipan Dari Bj Habibie Soal Percintaan Sampai Kehidupan

Menurut tafsir Kemenag, kitab Taurat telah diturunkan pada Nabi Musa, & kitab Bibel telah diturunkan pula pada Nabi Isa & agar kedua kitab tersebut ditaati & diamalkan oleh para penganutnya masing-masing.

Pada ayat ini dijelaskan Allah menurunkan Al Alquran pada Nabi & Rasul terakhir Muhammad saw, yg mana Al Quran ialah Kitab Samawi terakhir yg membawa kebenaran, & membenarkan kitab suci sebelumnya mirip Taurat & Alkitab.

Al Alquran yaitu kitab yg terpelihara dgn baik, sehingga ia tak akan mengalami perubahan & pemalsuan.

Al Quran yakni kitab suci yg menjamin syariat yg murni sebelumnya, & kitab suci yg berlaku semenjak diturunkannya sampai hari kemudian.

Oleh alasannya itu, wajib menghukumkan & memutuskan perkara anak insan sesuai dgn aturan yg sudah diturunkan Allah, yg telah terdapat di dlm Al Alquran.

Bukanlah pada tempatnya menuruti harapan & kemauan hawa nafsu mereka yg berlawanan dgn kebenaran yg dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw.

Tiap-tiap umat diberi syariat (peraturan-peraturan khusus), & diwajibkan pada mereka melaksanakannya, & pula mereka telah diberi jalan & petunjuk yg harus dikerjakan untuk membersihkan diri & menyucikan batin mereka.

Syariat setiap umat & jalan yg harus ditempuh boleh saja berganti-ubah & bermacam-macam, tetapi dasar & landasan agama samawi hanyalah satu, yaitu tauhid.

Taurat, Injil, & Al Quran, masing-masing memiliki syariat tersendiri, yg berisi ketentuan-ketentuan aturan halal & haram, sesuai dgn kehendak-Nya untuk mengenali siapa yg taat & siapa yg tidak.

Sekiranya Allah menghendaki, tentulah ia mampu menyebabkan semua insan hanya dgn satu syariat & satu macam jalan yg akan ditempuh & diamalkan mereka sehingga dr zaman ke zaman tak ada kenaikan & pertumbuhan, mirip halnya burung atau lebah, kehendak Allah pasti akan terealisasi & tak ada kesulitan sedikit pun, karena Allah kuasa atas segala sesuatu.

Baca Juga:  Surah Al-Kafirun: Arti, Isi Pokok, Dan Cara Mengamalkannya

Tetapi yg demikian itu tak diharapkan oleh-Nya. Allah menghendaki insan itu sebagai makhluk yg mampu mempergunakan nalar & pikirannya, dapat maju & meningkat dr zaman ke zaman.

Dari masa kanak-kanak ke masa remaja meningkat jadi cukup umur & seterusnya.

Demikianlah Allah mengharapkan & memberikan pada tiap-tiap umat syariat tersendiri, untuk menguji sampai di mana manusia itu mampu & mampu melaksanakan perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yg sudah ditetapkan di dlm kitab samawi-Nya, untuk diberi pahala atau disiksa.

Oleh sebab itu seharusnyalah insan berlomba-kontes berbuat kebaikan & amal saleh, sesuai dgn syariat yg dibawa oleh nabi penutup rasul terakhir Muhammad saw.

Syariat yg mengambil alih syariat sebelumnya, untuk kepentingan dunia & kebahagiaan di akhirat kelak.

Pada suatu waktu nanti, mau tidak mau insan akan kembali pada Allah memenuhi panggilan-Nya ke alam abadi.

Di sanalah nanti Allah akan memberitahukan segala sesuatu wacana hakikat yg diperselisihkan mereka.

Orang yg betul-betul beriman akan diberi pahala, sedang orang-orang yg ingkar & menolak kebenaran, serta menyeleweng tanpa alasan & bukti, akan diazab & dimasukkan ke dlm neraka.

(Rizalhadizannews.com)