Analisa Kasus (4)


ANALISIS  KASUS :
 Perusahaan  Dashman
Situasi: Perusahaan Dashman, suatu pabrik perlengkapan, mempunyai lebih dr 20 pabrdk. Tuan Post bertugas sebagai kebebasan un­tuk mengkoordinir kegiatan pembelian perusahaan. Tuan Larson seorang pegawai dgn pengalaman bertahun-tahun dlm perusahaan tsb, merupakan pembantu Tuan Post. Tuan Post mewajibkan persetujuan kantor sentra satu minggu sebelumnya, untuk pembeli an kesepakatan kantor sentra satu ahad sebelumnya, untuk pem­belian diatas $10.000. Keputusan ini sudah disetujui oleh dewan direksi, maka Tuan Post mengantarsurat pada semua administrator pembelian menginformasikan prosedur baru tsb. Tuan Larson menyarankan untuk membicarakan masalah tsb dgn eksekutif pembelian dengan-cara eksklusif, tetapi Tuan Post menyampaikan ia terlalu sibuk. Sebagian besar cabang mengantarsurat menyatakan maksud cabang untuk menyetujui & memuji kebijaksanaan rencana itu. Tetapi, tampaknya cabang tetap menjalankan usaha mereka  seperti biasa.
Masalah: Mengapa perintah Tuan Post diabaikan? Apakah yg tersirat dlm manajemen perusahaan Dashman? Apa yg harus dikerjakan kini?
Jawaban untuk pertanyaan kasus
1.      Bagaimana anda akan memeriksa sasaran (target-sasaran) program pembelian yg baru  itu.
      Titik mulai untuk proses perencanaan ialah penetapan sasaran yg sempurna. Seperti yg telah diungkapkan didalam buku, tanpa suatu definisi target yg terperinci, perjuangan organisasi mungkin akan salah arah, salah digunakan, atau keduanya. Kasus tak menyatakan atau menyiratkan suatu sasaran khusus atau rangkaian sasaran yg mesti diraih proses perencana­an yg baru tersebut. Dalam hal ini acara yg gres tersebut sungguh kurang. Apabila acara pembelian yg baru tersebut dianggap selaku rencana tetap, kurangnya suatu sasaran masih tetap merupakan kesalahan yg serius. Bahkan peraturan, rencana tetap yg paling khusus, mesti dirancang untuk menuntun langkah-langkah kearah sasaran.
2.      Bagaimana Anda akan memeriksa proses pengendalian yang ditetapkan oleh tuan Post?
Berdasar pada pernyataan dlm kasus, “hal-hal yg rutin selama waktu itu sedang dijalani. “Hal ini memperlihatkan bahwa proses pengendalian untuk memperhatikan acara pembelian yg gres tersebut tak berfungsi dgn baik. Karena dimengerti bahwa periode waktu dlm persoalan merupakan puncak dr musim pembelian & tuan Post belum menerima negosiasi kontrak dr pabrik manapun maka kelihatannya kurang proses pengendalian & oleh alasannya adalah itu tak berfungsi untuk memperhatikan program tersebut.
3.      Mungkinkah dilema – problem dlm hal mekanisme pem­belian itu merupakan, tanda-tanda dr persoalan yg lebih be sar dr dilema tersebut?.
      Pertama, kelihatannya kurang perencanaan administrasi puncak. penyusutan bahan – bahan baku tersebut semestinya sudah mampu dikenali lebih permulaan. Suatu pergeseran dlm mekanisme pembe­lian yg telat dlm permainan tersebut menawarkan bahwa perusahaan tersebut lebih merespon, daripada menginginkan, perkembangan. Kedua nampak adanya kelemahan kerjasama pabrik bekerja terlalu bebas, & kelihatannya tak ada keterikatan dgn kantor sentra. Akhirnya manajemen puncak tampaknya telah melepaskan tanggung jawabnya. Tuan Post diberi keleluasaan bertindak, meskipun kemampuannya belum diuji. Kenyataan bahwa kantor cabang dgn mudah mengabaikan prosedur gres tersebut memperlihatkan bahwa kantor pusat mempunyai wewenang yg kecil.
4.      Apa yang akan anda lakukan jikalau anda menjadi tuan Post ?
      Tuan Post sebaiknya bi-sa bertindak lebih effektif dlm sejumlah cara memperoleh pedonan yg lebih terperinci dr direktur utama: belajar le­bih banyak dr tuan Larson sebelum bertindak; mengikuti pesan tersirat tuan Larson & membahas perubahan – perubahan dengan-cara langsung dgn setiap eksekutip pabrik; atau menyelenggarakan pertemuan dgn eksekutip pabrik dengan-cara langsung atau dlm golongan untuk menyaksikan apakah mereka dapat berperan serta dlm membuatkan rekomendasi, perbaikan atau sasaran.
5.      Apa yg akan anda lakukan apabila anda menjadi tuan Larson?.
      Tuan Larson seharusnya dapat, memberitahukan tuan Post bahwa mengirim surat merupakan cara yang  salah.  Jika pendekatan itu tak sukses,  tuan Larson dapat meminta ijin dari  tuan Post untuk menulis kembali  surat tersebut untuk membuatnya kurang bernada raengancam.  Atau mengirim  surat itu dgn tanda  tangannya sebab ia sudah diketahui oleh manajer cabang. Seorang bawahan harus berupaya membantu bossnya menyingkir dari kesalahan.
Baca Juga:  Cerita Singkat Lucu Kumpulan Kisah Abu Nawas