close

Analisa Kasus

(2)

ANALISA KASUS : PEMBICARAAN DENGAN GEORGE
Situasi : George, administrator penyusunan rencana ekonomi di sebuah perusahaan besar, menyerahkan laporan pada atasannya. Laporan tersebut terlambat sebab George harus melakukan sendiri dikarenakan masalah-masalah staffing. George mengumumkan bahwa ia sudah melakukan pekerjaan lebih keras dibandingkan dengan yg lain namun tak mendapatkan penghargaan. la mengakhiri diskusi tersebut dgn menyampaikan bahwa ia mesti kembali pada pekerjaannya yg menumpuk.
Masalah :
 George  tidak menjalankan peran-tugasnya  selaku   seorang manajer.     Ia tak melakukan pekerjaan melalui  atau  bahkan dgn orang  lain. la tak merencanakan, mengorganisir, memimpin,  atau mengendalikan. Mungkin yang  paling  penting,   ia tak melimpahkan  tugas –  tugasnya .   Terbukti bahwa ia tak melaksanakan penjadwalan. Walaupun George tahu  bahwa Irving  tidak  akan  bisa melakukan la­poran tersebut,  ia tak berupaya untuk menjadwalkan kembali pekerjaan tersebut. Penyakit Frank  yang   tak  terduga  hanyalah  sebuah   argumentasi yang  dibenarkan untuk  laporan yang  terlambat.
Kehilangan seorang pegawai dlm satu minggu bagi George pula ialah tanda kegagalannya untuk memimpin. Paling tak ia sebaiknya sudah mendapatkan info tersebut sebelumnya. Mungkin ketidakmampuan George untuk melimpahkan tugasnya membuat karyawannya merasa terasing.
Mungkin George terus berupaya untuk menanjak dlm organisasi tsb tanpa menimbang-nimbang kwalitas kerja yg berlawanan yg dibutuh kan oleh suatu pekerjaan tingkat administrasi. Nampaknya ia yakin bahwa sebagai seorang manajer, ia sendiri, bukan bawahannya, yg bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah melihat draft pertama untuk pertama kalinya, ia langsung mengambil alih proyek itu, tanpa memberikanriya kembali dgn beberapa rekomendasi pergantian-pergantian.
JAWABAN :
1.      Mengapa George menemui  banyak kesulitan dlm menyanggupi  agenda?
      George  tidak bisa menyanggupi  jadwal alasannya adalah ia  tidak menjalankan peran  sebagai seorang manajer.   la tak merencanakan untuk hal-hal  yang  tidak  terduga,   mirip manajer.   la tak memperdulikan pergantian-pergeseran  standard berkala , mirip  liburan pegawai yang  bisa mempengaruhi   agenda.   Selain itu George  tidak melimpahkan tanggung   jawabnya yang  bisa menjadikan tabiat  yang jelek  di antara bawahannya,   seperti  yang   ditunjukkan  oleh  tingkat perputaran  tenaga kerja yang  tinggi di unit  kerjanya. Akhirnya, George tak berkomunikasi  baik  dengan  atasannya  atau  bawahannya. Ia tak menginstrusikan bawahannya untuk memperbaiki draft pertamanya & memberitahu atasannya wacana kesusahan-kesulitan khusus yg menunda laporan tsb, tetapi sebaliknya ia melakukan pekerjaan lembur untuk menyelesaikan laporan tersebut meskipun tetap tak bisa memenuhi acara.
2.      Bagaimana George menghalangi tanggung jawabnya selaku seorang manajer?
 Sebagai seorang manajer, George menganggap dirinya bertanggung-jawab untuk pelaksanaan semua peran, ia sebagai pelaku, bukan pengawas. Menurut George tanggung jawab manajer lebih terletak pada tugas-tugas tersebut daripada pada bawahannya.
3.      Menurut anda bagaimana George bisa mempunyai kebiasaan mengendalikan seperti itu?
      Pada tahun-tahun awal di perusahaan tersebut George mungkin telah mengabdikan seluruh waktunya untuk melaksanakan tugas tugasnya, sehingga ia diberi penawaran khusus. Tatkala ia menanjak di perusahaan tsb tanggung jawabnya menjadi lebih kompleks & semakin sulit untuk mengerjakannya sendiri. Tetapi George tak pernah menyesuaikan kebiasaannya dgn pekerjaannya yg menumpuk, & sebagai seorang manajer ia masih beranggapan bertanggung-jawab penuh untuk melaksanakan tugas tersebut.
Hal ini bermakna ia masih melihat peranannya dr persepsi seorang bawahan & merasa tak lezat untuk melimpahkan tanggung-jawab.
Karena  laporan  yang  telat  itu  nampaknya bukan merupakan  suatu peristiwa yang  tersendiri, sang  atasan mungkin  tidak memberi George panduan yang  berarti. Ia bisa untuk memahami argumentasi kenapa George mengalami kesusahan namun  ia tak memberikan  anjuran -nasehat untuk memecahkan duduk perkara tsb.
4.      Dapatkah atasannya membantu George melihat kerja dgn cara yg berlainan & mengganti caranya mengelola pekerjaan ?
      Atasannya mfingkin bisa membantu George untuk melihat pekerjaan­nya dengan-cara “berlawanan & mengubah caranya mengorganisir pekerjaan de­ngan cara mempelajari apakah George telah mengetahui tugas- peran manajernya & dlm hal ini dgn cara menyarankan cara-cara untuk melaksanakan tujuan pekerjaan tsb. Selain itu ia bisa me­lihat apakah ada sebuah pembinaan manajer yg bisa berguna untuk George.
Atasannya bisa pula memperlihatkan George sistem yg lebih efisien untuk menjadwalkan & menyusun pekerjaan, tetapi ia mesti mengamati pekerjaan George; maksudnya bukanlah untuk melihat kerja George yg menumpuk namun untuk menampilkan padanya bagaimana mendistribusikan pekerjaan itu.
5.      Bagaimana bila George  dipekerjakan  selaku    seorang  supervisor? Sebagai partner kerja ?  Sebagai  bawahan ?
      George mungkin akan menjadi atasan yg mengecewakan, sulit untuk menyampaikan pekerjaan harimau apa yg akan ia berikan pada bawahannya, tetapi ia akan selalu memantau pada mereka & memperlihatkan sikap “aku bisa melaksanakan lebih baik dr pada kamu”.
Sebagai partner kerja, ia mungkin senang untuk menolong orang lain tetapi menolak sumbangan orang lain untuk membantu pekerjaannya. Dalam beberapa hal ia mungkin berupaya untuk mengambil alih proyek partner kerjanya.
Sebagai bawahan, George akan menyebabkan kesusahan. Atasannya akan menemui kesusahan untuk menemukan apa yg terjadi di tingkat bawahnya alasannya adalah George bertindak mirip suatu leher botol. Selain itu peran yg diberikan oleh atasannya akan sering tak selesai pada waktunya (mirip yg diperlihatkan pada perkara yg diatas) .
Baca Juga:  Hukum Tajwid Pada Surah Al Mulk Ayat 1 – 10