Apa Perbedaan Membaca Alquran Dengan Tartil Dan Tidak Tartil

apa perbedaan membaca alquran dgn tartil & tak tartil

membaca Al-Qur’an dgn tartil, niscaya akan membaca dgn mengamati tajwid serta makhrajul abjad dgn baik. dgn tak tartil itu kebalikannya.

kita disarankan membaca alquran dgn tartil dan..

tolong dijawap ya

terang/benar dgn tajwidnya

Tuliskan dalil Alquran yg berisi tentang proposal untuk membaca Alquran dgn Tartil​

Jawaban:

وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلاً

Penjelasan:

“Bacalah Al Quran dgn Tartil (perlahan-lahan)”

Surat Al Muzammil ayat 4

Mengapa dlm membaca Alquran di anjurkan untuk membaca dgn tartil​

Allah memrintahkan kita supaya kita membaca al-Alquran dgn tartil,

وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا

Dan bacalah al-Qur’an itu dgn tartil. (Al-Muzammil: 4)

Berikut beberapa informasi sahabat ihwal makna tartil,

Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dlm ayat,

”Mentajwidkan aksara-hurufnya dgn mengetahui daerah-kawasan berhentinya”. (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13)

Ibnu Abbas mengataan,

بينه تبييناً

Dibaca dgn jelas setiap hurufnya.

Abu Ishaq menyampaikan,

والتبيين لا يتم بأن يعجل في القرآة، وإنما يتم التبيين بأن يُبيِّن جميع الحروف ويوفيها حقها من الإشباع

Membaca dgn jelas tak mungkin bisa dikerjakan bila membacanya terburu-buru. Membaca dgn terang hanya mampu dilakukan kalau ia menyebut semua aksara, & memenuhi cara pembacaan abjad dgn benar. (Lisan al-Arab, 11/265).

Inti tartil dlm membaca yakni membacanya pelan-pelan, terperinci setiap hurufnya, tanpa berlebihan. (Kitab al-Adab, as-Syalhub, hlm. 12)

Cara Ibnu Mas’ud Membaca al-Quran

Abu Bakr & Umar Radhiyallahu ‘anhuma pernah memberikan kabar besar hati pada Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضاًّ كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأَهُ عَلَى قِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ

Siapa yg ingin membaca al-Alquran dgn pelan sebagaimana tatkala ia diturunkan, hendaknya ia membacanya sebagaimana cara membacanya Ibnu Mas’ud. (HR. Ahmad 36, & Ibnu Hibban 7066).

Hadis ini memberikan keistimewaan bacaan al-Quran Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Karena bacaannya sama dgn tatkala al-Alquran di turunkan. Beliau membacanya dgn cara ‘ghaddan’ artinya segar yg belum berganti. Maksudnya suaranya menjamah (as-Shaut an-Nafidz) & menyanggupi semua hak hurufnya.

Untuk itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, & bahkan hingga dia menangis.

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu bercerita, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruhnya untuk membaca al-Alquran,

“Bacakan al-Alquran!” Pinta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Ya Rasulullah, apakah akan membacakan al-Alquran di hadapan anda padahal al-Alquran turun pada anda?” tanya Ibnu Mas’ud.

“Ya, bacakan.”

Kemudian Ibnu Mas’ud membaca surat an-Nisa, hingga tatkala sampai di ayat,

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا

Bagaimanakah jika Aku datangkan saksi untuk setiap umat, Aku datangkan ananda sebagai saksi bagi mereka semua.

Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam minta agar bacaan dihentikan.

Ibnu Mas’ud menyaksikan ke arahnya, ternyata air mata dia berlinangan. (HR. Bukhari 5050 & Muslim 1905).

tartil dlm membaca Alquran ialah​

Jawaban:

Tartil merupakan sebuah bentuk aturan dlm pembacaan Al-Qur’an yg memiliki arti membaca Al-Qur’an dengan-cara perlahan dgn mahkraj & tajwid yg terperinci & benar.

Baca Juga:  21 Kata-Kata Motivasi Keberhasilan John D. Rockefeller