Baca Juga: HIKMAH APA YANG DAPAT DIAMBIL DARI CERITA INI.? MENENTUKAN PRIORITAS KEGIATAN (KISAH BATU, KRIKIL DAN PASIR) Pada Suatu Waktu, Terdapat Seorang Guru Yang Bijak. Banyak Murid Yang Datang Dari Tempat Jauh, Untuk Mendengarkan Petuah Bijaknya. Pada Suatu Hari, Seperti Biasa, Para Murid Berkumpul Untuk Mendengarkan Pelajaran Dari Sang Guru.Banyak Murid Mulai Datang Mengurus Ruang Penitipan. Mereka Datang Dan Duduk Dengan Tenang, Memandang Ke Depan, Siap Untuk Mendengar Apa Yang Dikatakan Oleh Sang Guru. Akhirnya Sang Guru Pun Datang, Lalu Duduk Di Depan Para Murid-muridnya. Sang Guru Membawa Sebuah Toples Besar, Disampingnya Terdapat Setumpuk Batu Kehitaman Seukuran Genggaman Tangan. Tanpa Bicara Sepatah Kata Pun, Sang Guru Mengambil Batu-batu Tersebut Satu Persatu, Lalu Memasukkannya Hati-hati Ke Dalam Toples Kaca. Ketika Toples Tersebut Sudah Penuh Dengan Batu Hitam Tadi, Sang Guru Berbalik Kepada Para Murid, Lalu Bertanya. “Toplesnya Sudah Penuh?” Ya Guru, “jawab Para Murid,” Benar, Toples Itu Sudah Penuh “. Apakah Berkata Apa-apa, Sang Guru Mulai Memasukkan Keri Kil-kerikil Bulat Berwarna Merah Ke Dalam Toples Itu. Kerikil-kerikil Itu Cukup Kecil Sehingga Jatuh Di Sela-sela Batu Hitam Besar Tadi. Setelah Semua Kerikil Masuk Kedalam Toples, Sang Guru Berbalik Kepada Para Murid, Lalu Bertanya. “Apakah Toplesnya Sudah Penuh?” “Ya Guru,” Jawab Para Murid, “Benar, Toples Itu Sudah Penuh “. Masih Tanpa Kata-kata Apa-apa Lagi, Kini Sang Guru Mengambil Satu Wadah Pasir Halus, Lalu Memasukkannya Ke Dalam Toples. Dengan Mudah Pasir-pasir Tersebut Pun Masuk Memenuhi Sela-sela Kerikil Merah Dan Batu Hitam. Setelah Masuk Semua, Kini Sang Guru Berbalik Kepada Para Murid, Lalu Bertanya Lagi. “Apakah Toplesnya Sudah Penuh?” Sekarang Para Murid Tak Terlalu Percaya Diri Menjawab Pertanyaan Gurunya. Namun Terlihat Bahwa Pasir Tersebut Dapat Memenuhi Sela-sela Kerikil Di Dalam Toples, Tampak Sudah Penuh. Kali Ini Hanya Sedikit Yang Mengangguk, Lalu Menjawab, “Ya Guru,” Jawab Beberapa Murid, “Benar, Toples Itu Sudah Penuh”. Tetap Tanpa Pernyataan Apa-apa Lagi, Sang Guru Berbalik Mengambil Sebuah Tempayan Berisi Udara, Lalu Menuangkannya Dengan Hati-hati Ke Dalam Toples Besar Tersebut. Ketika Air Sudah Mencapai Bibir Toples, Kini Sang Guru Berbalik Kepada Para Murid, Bertanya Lalu Lagi. “Apakah Toplesnya Sudah Penuh?”