Pengertian Citra
Setiap perusahaan memiliki citra yg disadari atau tak sudah menempel pada perusahaan tersebut. Tidak sedikit barang atau jasa yg dihasilkan perusahaan begitu berpengaruh citranya di benak konsumennya. Citra tak tiba dgn sendirinya melainkan dibuat oleh penduduk , dr upaya komunikasi & keterbukaan perusahaan dlm perjuangan membangun gambaran positif yg dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini ada beberapa definisi citra menurut para andal:
Menurut Buchari Alma (2002:317), Citra ialah kesan yg diperoleh sesuai dgn wawasan & pengalaman seseorang perihal sesuatu.
Kemudian menurut Rhenald Kasali (2003:28) dlm Suwandi (2009), Citra adalah kesan yg timbul sebab pengertian akan suatu realita.
Selanjutnya berdasarkan Freank Jefkins dlm buku Soleh Soemirat & Elvinaro (2004:114) dlm Pranomo (2012), Citra yaitu kesan seseorang atau individu wacana sesuatu yg muncul sebagai hasil dr pengetahuan & pengalaman.
Sedangkan menurut Steinmetz dlm buku Siswanto Sutojo (2004:1), Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorang, benda atau organisasi.
Dari beberapa definisi para hebat di atas dapat disimpulkan bahwa citra adalah kesan yg timbul karena pemahaman akan suatu realita yg diperoleh menurut wawasan & pengalaman seseorang atau individu ihwal sesuatu.
Pengertian Citra Perusahaan
Setiap perusahaan, dengan-cara sadar maupun tidak, pasti memiliki suatu gambaran di penduduk . Citra itu mampu berperingkat baik, sedang, maupun jelek. Dampak peringkat gambaran yg berbeda antar perusahaan dlm suatu industri ikut mensugesti kesuksesan mereka dlm kegiatan bisnis & penjualan produknya. Hal ini dikarenakan persepsi pelanggan terhadap gambaran perusahaan mampu memberi dampak pada kecenderungan perilaku pelanggan.
Citra perusahaan tak bisa direkayasa, untuk itu, perusahaan perlu mengkomunikasikan dengan-cara terperinci wacana perusahaan yg diperlukan, sehingga dapat mengarahkan penduduk dlm mencitrakan perusahaan dengan-cara positif. Untuk lebih jelasnya berikut ini ada beberapa definisi citra perusahaan dr pendapat para ahli.
Menurut Kotler & Amstrong (2006:299) dlm Perdananingtyas (2013), Citra perusahaan adalah seperangkat keyakinan, ide & kesan yg dimiliki oleh seseorang kepada suatu perusahaan.
Selanjutnya berdasarkan Bill Canton dlm Soleh & Elvinaro (2005:111) dlm Perdananingtyas (2013), Citra perusahaan ialah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap suatu perusahaan, kesan yg dgn sengaja diciptakan dr suatu obyek, orang atau organisasi.
Sedangkan menurut Katz dlm Soleh & Elvinaro (2005:111) dlm Perdananingtyas (2013), Citra perusahaan yaitu cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu kegiatan.
Dari beberapa definisi menurut para ahli maka mampu ditarik kesimpulan bahwa citra perusahaan adalah kesan,perasaan, & ilustrasi, seseorang terhadap suatu perusahaan, kesan yg segaja diciptakan dr suatu obyek, orang, atau organisasi.
Manfaat Citra Perusahaan
Pada ketika ini banyak pihak yg berpendapat bahwa citra perusahaan atau corporate image merupakan sesuatu yg penting bagi masa depan perusahaan. Hal ini dikarenakan faedah gambaran perusahaan mampu dirasakan perusahaan pada dikala mengalami masa jaya maupun pada ketika-saat kritis.
Siswanto Sutojo (2004:3) mengemukakan bahwa manfaat gambaran perusahaan yg baik & besar lengan berkuasa ialah untuk:
1. Memberi daya saing menengah & panjang yg mantap (min and long term sustainable competitive position).
2. Menjadi perisai selama krisis (an insurance for adverse times)
3. Menjadi daya tarik administrator handal (attracting the best executivies available)
4. Meningkatkan efektivitas seni manajemen penjualan (increasing the effectiveness of marketing instruments)
5. Penghematan biaya operasional (cost savings)
Komponen Citra Perusahaan
Konsumen menganggap citra perusahaan tak hanya berdasarkan mutu fungsional saja, tetapi pula didasarkan pada atribut psikologis yg dicerminkan oleh perusahaan tersebut.
Menurut Nguyen & Leblanc (2002:58) dlm Susilawati (2014), menjelaskan bahwa terdapat dua komponen dasar gambaran perusahaan, yakni sebagai berikut:
1. Komponen fungsional, dimana bagian fungsional berhubungan dgn atribut yg dapat diukur dgn gampang.
2. Komponen emosional berkaitan dgn dimensi psycological, yaitu perasaan & sikap konsumen kepada perusahaan, yg didasarkan pada pengalaman pelanggan saat berinteraksi dgn perusahaan & atribut informasi yg menggambarkan gambaran perusahaan tersebut. Dengan kata lain, citra dibuat menurut pengalaman yg dialami konsumen kepada produk atau jasa perusahaan, yg nantinya dapat dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Pengalaman yg baik dr konsumen atas penggunaan produk yg dihasilkan perusahaan akan menghasilkan persepsi yg baik kepada citra perusahaan tersebut, & pada saat itulah akan terbentuk apa yg disebut gambaran korporasi atau cita perusahaan.
Proses Pembentukan Citra Perusahaan
Proses terbentuknya citra perusahaan berjalan pada beberapa tahapan. Pertama, obyek mengenali (menyaksikan atau mendengar) upaya yg dikerjakan perusahaan dlm membentuk gambaran perusahaan. Kedua, mengamati upaya perusahaan tersebut. Ketiga, sesudah adanya perhatian obyek menjajal mengetahui semua yg ada pada upaya perusahaan tersebut. Keempat terbentuknya citra perusahaan pada obyek yg lalu tahap kelima, gambaran perusahaan yg terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dlm keterkaitannya dgn perusahaan.
Upaya perusahaan selaku sumber gosip terbentuknya citra perusahaan membutuhkan keberadaan dengan-cara lengkap. Informasi yg lengkap dimaksudkan selaku informasi yg dapat menjawab kebutuhan & impian obyek target. Rhenald Kasali (2006:105) dlm Suwandi (2009) mengemukakan bahwa pemahaman yg berasal dr suatu gosip yg tak lengkap menghasilkan gambaran yg tak sempurna.
Dimensi Citra Perusahaan
Setiap perusahaan pasti memiliki gambaran dimata publiknya, citra tersebut mampu dipersepsikan berbeda oleh setiap orang tergantung pada persepsi yg dilihat mereka mengenai apa yg mereka rasakan terhadap gambaran perusahaan tersebut. Citra itu dapat berefek positif atau negatif. Menurut Shirley Harrison (2007:71) dlm Susilawati (2014), dimensi gambaran perusahaan ada empat, antara lain :
1. Personality (Kepribadian), yakni keseluruhan karakteristik perusahaan yg dipahami oleh lingkungan di luar perusahaan, misalnya kepercayaan pada perusahaan, & tingkat tanggungjawab sosial.
2. Reputation (Reputasi), yakni keyakinan seseorang terhadap perusahaan menurut pengalaman pribadi atau orang lain atas jasa atau produk perusahaan, ketentraman tatkala menggunakan pelayanan pada jasa perusahaan tersebut.
3. Values/Ethics (Nilai/Etika), yakni nilai-nilai & filosofi yg dianut perusahaan, contohnya keramahan pelayanan, gaya kerja, & komunikasi baik internal perusahaan maupun interaksi dgn pihak luar.
4. Corporate identity (Identitas Korporat), yakni identitas dlm nama, simbol, logo, warna & ritual untuk menimbulkan perusahaan, merk & kepentingan perusahaan.