Pantun nasehat anak untuk hormati orang bau tanah – Hallo semua teman simpir…. Pasti sudah menunggu-nunggu pantun baru.
Tentu saja pantun nasehat sarat makna. Aku masih ingat waktu di SD dahulu, guruku menawarkan tugas, “Buatlah pantun nasehat anak…buatan sendiri.”
Waktu itu belum mampu menciptakan pantun. Untuk ibuku bisa berbagi banyak pantun. Dari situlah balasannya gue senang membuat pantun.
Pantun memang sudah menjadi kepingan hidup masyarakat Nusantara. Entah dr suku Melayu, Minang, Banjar, Aceh, Riau, Sunda, Jawa, Serawak, Brunei, Dayak, Madura… & muasih buanyak lagi.
Anak-anak pun sudah mulai dekat dgn pantun lantaran sudah diajarkan semenjak kelas dasar. Khususnya tatkala kelas 4. Setelah itu dilanjutkan pada kelas 5 & 6.
Tidak berhenti di situ, tatkala SMP & Sekolah Menengan Atas-pun kita masih mendapatkan pelajaran pantun.
Kita mampu mendapatkan pantun bahkan pada syair & nyanyian. Baik nyanyian anak-anak maupun lagu lainnya. Dan inilah Pantun Tentang Kasih Ibu
Sebelum hujan ada tanda,
awan hitam karena mendungnya.
Dengarkan wahai ananda,
inilah nasehat sarat makna.
Dengarkan nasehat bijaksana,
untuk pedoman hidupmu kelak.
Hormati olehmu Ayah Bunda,
semoga menjadi anak soleh solehah.
Hujan turun Bumi lembap,
udara sejuk terasa higienis.
Ibu mengandung dgn sulit,
balaslah dgn cinta kasih.
Pergi ke ladang memetik ketan,
pergi ke hulu naik sampan.
Lemah lembut dlm perkataan,
tingkah laku mestilah sopan.
Indah bunyi ayam bekisar,
hinggap ia di atas pagar.
Kasih ibu sangatlah besar,
berjuang demi anak dgn tegar.
Berkhayal tinggi mengawang-awang,
tiada kerja masa depan kelam.
Demi anak Ibu berjuang,
tak kenal siang & malam.
Berteduh di bawah bayang-bayang,
menatap elang jauh melayang.
Demi anak yg tercinta.
rela nyawa hingga melayang.
Ikan masuk ke dlm bubu,
ikan gabus tak berduri.
Kasihilah olehmu sang Ibu,
lebih dr dirimu sendiri.
—
Dalam keluarga, Ayah atau Bapak merupakan pemimpin. Beliau yg menanggung nafkah.
Dialah yg bertanggung jawab untuk menanggung ongkos hidup semua anggota keluarga.
Oleh karena itu sudah sepatutnya kita menghormati Ayah. Beliaulah yg berletih-letih bekerja siang & malam supaya kita bisa makan, sekolah, mampu bersenang-senang.
Maka dlm pantun nasehat agar menghomati orang tua di bawah ini, kita khususkan untuk menghormati Ayah.
Daftar Isi
Pantun Nasehat Menghormati Ayah
Duduk di singgasana tuan Raja,
kancil bagai peminta-minta.
Siang malam ayah melakukan pekerjaan ,
agar kita tak terlunta-lunta.
Mawar mekar & merekah,
bagus dipandang warnanya merah.
Lelah Ayah mencari nafkah,
doakan agar rezekinya berkah.
Buah kemumu segar rasanya,
disimpan dlm kotak papan.
Dengarkan olehmu nasehatnya,
selaku bekal di masa depan.
Bunga mekar berseri-seri,
kancil memandang dr dingklik.
Ayah pergi pagi setiap hari,
demi mendapat sesuap nasi.
Sawah luas tempatnya padi,
padi dibawa dgn pedati.
Jadilah anak yg berbudi,
pada Ayah kita berbakti.
Siput berlangsung dgn lamban,
menuju ibukota kerajaan.
Menghormati Ayah yaitu kewajiban,
yang tercantum dlm al Alquran.
Bintang timur amat jelita,
berpendar indah cahayanya.
Bahagiakan hati Ayah kita,
dengan mencar ilmu serajin-rajinnya.
Mentari pagi sudah berpijar,
ke wajah Bumi cahayanya.
Jika kita tekun belajar,
Ayahpun niscaya bahagia.
Nasi kemarin sudah busuk,
bercampur dgn ikan teri.
Jadilah anak yg berprestasi,
agar hatinya berseri-seri.
Tiada henti larinya,
kaki kancil merasa lelah.
Hatinya akan senang,
bila kamu-sekalian bersungguh-sungguh sekolah.
Jalan-jalan ke Tanjung Pinang,
ramai orang di kerikil belah.
Hatinya niscaya akan senang,
kalau melihatmu jadi anak shalehah.
Anak ayam memakan lipan,
cepat sekali mematuknya.
Belajarlah demi masa depan,
supaya hidupmu bahagia.
Jika tiba hari raya,
banyak orang yg bergaya.
Jika hidupmu senang,
senang pula hati Ayah.
Sungai amat jerniah airnya,
kawasan bersarang si lintah.
Patuhi perintah darinya,
jangan suka membantah.
Terbang tinggi si rajawali sakti,
hinggap ia dipohon meranti.
Jadilah anak yg berbakti,
kata-katanya kamu-sekalian turuti.
Untuk apa minyak jelantah,
untuk diaduk dgn cuka.
Kalau kamu-sekalian suka membantah,
pastilah Ayah akan berduka.
Bangau turun ke tanah rawa,
mencari ikan dapatnya serangga.
Berbakti pada orang tua,
adalah jalan menuju surga.
Ke pasar membel ikan belida,
ikan belida sedap rasanya.
Selagi Ayah masih ada,
jangan berlaku sia-sia.
Buah matang tolong petikan,
akan dimasak dgn santan.
Di setiap sholat kita doakan,
agar Ayah mendapatkan keamanan.
—
Masih mengenai pantun nasehat anak semoga menghormati orang bau tanah; kali ini merupakan pantun nasehat biar bawah umur menolong pekerjaan Ibu.
Ibu mempunyai banyak pekerjaan di rumah. Untuk itu belum dewasa mesti mengetahui betapa letihnya Ibu mengelola bawah umur & rumah.
Sebagai anak yg berbakti, sudah seharusnya kita menolong Ibu. Membantu meringankan pekerjaannya.
Jangan hingga kita senantiasa disuruh-suruh. Kita mesti melaksanakan apa yg menjadi keharusan selaku seorang anak.
Inilah beberapa pantun nasehatnya.
Bantulah Pekerjaan Ibu
Menulis adik di atas meja,
Tangannya sarat dgn tinta.
Letih Ibu banyak melakukan pekerjaan ,
mari bantu sebisa kita.
Jika hendak menciptakan sapu,
Banyak-banyak kumpulkan lidinya.
Jika kita menolong Ibu,
Ibu senang kitapun senang.
Bambu habis dikonsumsi panda,
Panda tajam gigi & kukunya.
Membantu Ibu suatu tanda,
Anak yg berbakti pada orang renta.
Manis rasanya air tebu,
Sangat segar hingga kepala.
Kita belajar membantu Ibu,
Ibu senang kita berpahala.
Hari ahad pergi ke kemah,
Bawa tali jangan pita.
Belajarlah menyapu rumah,
Bersih rumah nyamanlah kita.
Hari panas pakailah topi,
Cahaya panas amat silaunya.
Jaga rumah agar rapi,
Letakan barang pada tempatnya.
Senja hati langitpun merah,
Duduk memandang alangkah indahnya.
Jangan buat Ibu marah,
Taatilah segenap nasehatnya.
—
Orang renta merupakan pintu surga. Jika kita berbakti lapang dada pada mereka, Allah akan memasukan kita ke dlm nirwana.
Orang renta pula mampu menjadi alasannya kita masuk neraka apabila kita durhaka kepadanya.
Oleh karena itu didiklah diri kita untuk selalu menyayangi, mencintai, & berbakti pada mereka.
Di dlm pantun nasehat ini, kita akan mengangkat tema ihwal berbakti pada orang bau tanah.
Berbakti Pada Orang Tua
Asam rasanya air cuka,
Tercampur dgn air tebu.
Kepada orang tua jangan durhaka,
Lebih lebih pada Ibu.
Kabut gunung melayah-layah,
Dari jauh putih warnanya.
Betapa ibu bersusah payah,
Mengandung kita berbulan lamanya.
Hitam warnanya tubuh lutung,
Tak seperti badan si simpanse.
Jasa Ibu Bapak tak terhitung,
Alangkah banyak tiada terkira.
Melayang rajawali mengejar kancil,
Kancil hilang di tepi kali.
Disayang kita semenjak kecil,
Diasuh sepenuh hati.
Bambu besar bambu betung,
Tumbuhnya di tanah darat.
Anak berbakti pasti beruntung,
Di dunia & di akhirat.
Lucu-lucu si anak rusa,
Membuat iri para monyet.
Anak durhaka pasti disiksa,
Di dunia sudah sengsara.
Jalan-jalan ke Selat Malaka,
Kaki tersandung jadilah luka.
Sekali saja kita durhaka,
Tuhanpun niscaya akan murka.
Kenapa hutan terdengar ribut,
Rupanya tupai berubut buluh.
Berkatalah lemah lembut,
Jangan sekali-kali mengeluh.
Orang berlangsung beriring beruntun,
Hari kemenangan sedang dirayakan.
Di hadapannya bersikap santun,
Jangan lupa banyak mendoakan.