√ Pengertian Tajwid, Ruang Lingkup dan Hukum Mempelajarinya

Pengertian Tajwid, Ruang Lingkup & Hukum | Sahabat yang dirahmati Allah – Perlu pula bagi kita sebagai muslim untuk mengenali pengertian tajwid, ruang lingkup dr tajwid, serta bagaimana aturan mempelajari ilmu tajwid. Semoga manfaat….

A.   Pengertian Tajwid

Secara bahasa kata “Tajwid” bermakna “Tahsin” yg artinya memperbaiki, sedangkan berdasarkan perumpamaan ialah:

هُوَ إِخْرَاجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ  مَخْرجِهِ مَعَ  إِعْطَائِهِ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ

 “Mengeluarkan setiap aksara dr makhrojnya, serta memberi hak & mustahaqnya”.

Dari pengertian ini ada 3 garapan utama dlm ilmu tajwid, yaitu:

Ø  Makhroj Huruf

Makhroj huruf artinya daerah keluar karakter. Semua aksara hijaiyah mempunyai daerah keluar tatkala dilafalkan.

Ø  Haq Huruf

Yang dimaksud haq karakter adalah sifat yg melekat pada abjad tersebut mirip jahr, hams, istifal, dll.

Ø  Mustahaq Huruf

Mustahaq huruf yakni sifat yg sewaktu-waktu timbul oleh alasannya-karena tertentu, mirip idhhar, ikhfa, iqlab, idgham, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dll.

Pelajari Lebih Lanjut

Bab tajwid bisa disimak pula di

Baca Juga:  Hukum Tajwid Surah Ali Imran Ayat 190 191

B.    Ruang Lingkup Tajwid

Ruang lingkup pembahasan ilmu tajwid ialah sebagai berikut:

1.      Makhroj huruf

Makhroj huruf ialah sebuah nama daerah yg mana pada daerah itu huruf hijaiyah dilafalkan. Setiap aksara hijaiyah mesti dilafalkan sesuai dgn makhrojnya. Kesalahan dlm pengucapan abjad hijaiyah akan menjadikan perbedaan makna. Apalagi abjad hijaiyah banyak yg ibarat & berdekatan dlm pengucapannya & berlainan dgn karakeristik lidah orang Indonesia ataupun Melayu.

2.      Sifat karakter

Yang dimaksud sifat huruf di sini yaitu sesuatu yg tiba tatkala karakter diucapakan dr makhrojnya.

3.      Ahkamul karakter

Membahas hubungan antar karakter seperti tatkala alif lam ta’rif menghadapi huruf hijaiyah, maka ada yg dibaca idzhar ada pula yg diidghomkan.

4.      Mad & qoshr

Membahas aturan memanjangkan & memendekkan bacaan. Tatkala membaca Al-Qur’an ada kaidah mad yg harus dibaca panjang mulai 2 harkat sampai 6 harkat.

5.      Waqof & ibtida’

Artinya menghentikan & mengawali bacaan. Salah satu aturan tatkala membaca Al-Qur’an yaitu tak boleh mengambil nafas di tengah bacaan. Apabila telah habis nafas, maka mesti berhenti pula bacaannya, namun tak boleh disembarangan kata untuk berhenti. Untuk itu, kita mesti mengenali cara berhenti & mengawali bacaan.

6.      Rosm Utsmani

Rosm mampu diartikan atsar/bekas, khat/ penulisan atau metode penulisan. Rosm Utsmani atau disebut pula rosmul Qur’an yaitu tata cara penulisan Al-Qur’an berdasarkan kaidah tertentu yg memutuskan pada masa Kholifah Utsman bin Affan.

C.    Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Tentang aturan mempelajari ilmu tajwid ialah fardhu kifayah. Artinya cukup perwakilan dr suatu kampung untuk mempelajarinya dengan-cara mendalam. Namun jikalau di sauatu kampung atau kaum tak ada seorangpun yg mempelajari ilmu tajwid maka berdosalah masyarakatkampung tersebut. Adapun mempraktikkan ilmu tajwid yaitu fardhu ain, dimana setiap orang membaca Al-Qur’an harus menggunakan tajwid.

Baca Juga:  Hukum Tajwid Surah Yunus Ayat 40-41

Ibnul Jazariy berpendapat di dlm syairnya: 

وَالأَخْذُ بِالتَّجْوِيدِ حَتْمٌ لازِمُ ۞ مَنْ لَمْ يُجَوِّدِ الْقُرَآنَ آثِمُ

لأَنَّـــــهُ  بِـــهِ  الإِلَــــهُ  أَنْــــــــزَلاَ  ۞ وَهَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلاَ

“Adapun memakai tajwid yaitu wajib hukumnya, maka barang siapa yg membaca al-Qur’an tanpa tajwid yaitu berdosa, karena Allah menurunkan al-Qur’an dgn tajwid. Demikianlah yg sampai pada kita ialah dr Allah (dengan secara mutawwatir).”

Allah swt juaga menyuruh agara membaca Al-Qur’an dgn tajwid.

    وَرَتِّلِ ٱلقُرْءَانَ تَرْتِيْلاً 

Artinya: “Dan bacalah Al Qur’an itu dgn perlahan-lahan”. (Al-Muzammil ayat 4).

Sabda Rasulullah saw.

جَوِّدُ الْقُرْآنَ فَإِنَّ التَّجْوِيْدَ حِلْيَةُ الْقِرَاءَةِ  

Artinya: “Baguskanlah bacaan al-Qur’an, maka bahu-membahu membaguskan bacaan al-Qur’an itu hiasan qira’at (bacaan).” (HR. Turmudzi).

Dalam Sunan An-Nasa’i dan Ad-Darimi serta Al-Mustadrak Al-Hakim dari Barra’ r.a. berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

حَسِّنُوْا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حُسْنًا 

“Baguskanlah Al-Qur’an dgn suaramu, karena suara yang manis memperbesar keindahan Al-Qur’an.”